Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Wednesday, December 31, 2014

Batik Cirebon - Sabun Lerak Ternyata Bisa Juga untuk Cuci Tangan

Batik Cirebon
Sabun Lerak
Batik Cirebon - Biasanya orang lain mengenali sabun lerak itu hanya untuk mencuci batik, ternyata sabun lerak juga bisa untuk mencuci tangan dipadukan dengan daun sirih agar tangan terhindar dari bakteri-bakteri.

Hal ini telah dibuktikan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan pengendalian penyakit (BBTKLPP) Surabaya lewat penelitiannya di tahun 2011. "Kami melakukan penelitian uji aktivitas antimikroba dengan daun jarak, lerak dan sirih. Hasilnya lerak dan sirih yang menjadi alternatif antiseptik yang ramah lingkungan," ujar Apoteker dan Salah Satu Tim Peneliti, Widi hartati Apt.

Batik Cirebon - Menurut Widi, kandungan minyak atsiri pada sirih yakni fenol betel dan kavikol berfungsi sebagai antiseptik alami. Sedangkan daging buah lerak mengandung surtfactant alami, insektisida, dan obat-obatan.

Penelitian tersebut menunjukan kedua bahan tadi mampu menangkal bakteri staphylococcus aureus, Salmonella thyposa, dan escherichia coli.

"Diamati diameter daya hambat, lerak dan sirih efektif untuk membunuh bakteri penyebab gangguan pencernaan. Kami melihat bila lerak dengan konsentrat 30 persen mampu menangkal bakteri. Proses mengekstraksi buah lerak lebih lama dibandingkan sirih," ujar Widi.(Batik Cirebon)

Tuesday, December 30, 2014

Batik Cirebon - Pejabat Kurang Peduli Dengan Batik Sendiri

Batik Cirebon
Pengrajin Batik
Batik Cirebon - Perajin batik tulis asli Sidoarjo dari tahun ke tahun banyak gulung tikar. Dari 38 perajin yang masih eksis tersebar di Sidoarjo sekarang tinggal 11 perajin. Sementara yang lainnya kembang kempis akibat kurangnya perhatian pemerintah setempat terhadap pemakian produk lokal yang sudah menasional.

Kekurangpercayaan terhadap produk lokal (batik Sidoarjo) bisa dilihat dari PNS yang bekerja di lingkungan Pemkab Sidoarjo baik guru, staf, dan lainnya. Mereka rata-rata memakai produk batik dari luar Sidoarjo yang disuplai oleh orang lain. Padahal batik Sidoarjo kualitasnya tidak kalah dengan daerah lain dan Sidoarjo sendiri sebenarnya mampu membikin batik untuk seragam PNS yang biasa dipakai Hari Rabu, Kamis, dan Jumat serta Sabtu untuk para guru.

“Semua itu tergantung dari pejabatnya. Seandainya batik lokal harus dipakai oleh PNS, justru menghidupkan perajin kecil. Ayo sudah berapa uang yang keluar dari Sidoarjo atau tidak dinikmati perajin batik Sidoarjo,” tutur Ketua Paguyuban Batik Sidoarjo Ir H Nurul Huda saat ditemui di gerainya di Perumahan Sidokare Asri AW 18, Sepande, Sidoarjo.

Batik Cirebon - Nurul Huda kemudian berangan-angan, jumlah PNS di lingkungan Pemkab Sidoarjo baik itu staf dan guru jumlahnya sekitar 14.000 orang. Masing-masing orang (PNS) memiliki dua atau tiga batik untuk dipakai bekerja. “Apakah uang itu tidak cukup untuk perputaran dari perajin kecil. Kalau ada peran pemerintah saya yakin perajin batik tetap eksis,” ungkapnya.

Daerah Jetis yang diberi nama Kampung Batik hanya tinggal kenangan atau life servis saja. Meski disitu banyak perajin batik, tetapi untuk pendistribusian atau pemasarannya tidak dibantu oleh pemerintah. Sekarang ini yang dilakukan oleh perajin batik kebanyakan mendatangkan batik dan menjualnya secara langsung. Hal itu dilakukan karena mereka mengejar omzet.

“Jangan sampai orang luar daerah datang ke Sidoarjo yang semula ingin membeli batik khas Sidoarjo untuk cindera mata keliru dengan batik daerah lain. Meski cindera mata itu nilainya kecil tapi kalau keliru bagaimana,” ujarnya dengan nada tanya.

Kondisi sekarang ini, perajin kecil banyak yang sambat kepada Nurul Huda selaku Ketua Pabis, karena sehari bekerja tiga hari harus istirahat. Semua itu karena kurangnya promosi dari pemerintah untuk melestarikan budaya yang harus tetap dijaga. Tetapi justru ada pejabat yang kurang peduli dengan produknya sendiri.

“Seharusnya pemerintah mengayomi dan memberi ruang promosi untuk mengangkat dan melestarikan batik yang sudah kondang itu. Bukan mencemoohnya,” paparnya.

Celotehan pedas pejabat itu diketahui Nurul Huda saat ada perkumpulan antar pejabat. Katanya batik Sidoarjo luntur. Hal itu langsung disanggah Nurul Huda karena batik Sidoarjo tidak pernah ada yang luntur karena ditulis dengan tangan. “Memang waktu itu saya suruh menunjukkan itu batiknya siapa dan saya ingin tahu. Tapi tidak ditunjukkan. Saya khawatir kalau batik itu dari luar Sidoarjo dan komplainnya ke Sidoarjo,” tandasnya.

Batik Cirebon - Produk batik Nurul yang diberi nama AL Huda bukan hanya terkenal di Sidoarjo saja. Tetapi di Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Jateng, Jabar, Ameriksa Serikat, Singapura dan negara lain sudah terkenal. Orderan kebanyakan lewat telepon dan tinggal pemaketan saja. Tak sedikit masyarakat dari Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Malang, Pasuruan dan Banyuwangi datang ke workshopnya untuk membeli batik asli Sidoarjo.

“Sampai-sampai saya waktu Lebaran tidak bisa keluar rumah karena pembeli terus berdatangan,” ungkapnya.

Workshop yang ada di rumahnya desain Nurul Huda secara tradisional bukan seperti butik pada umumnya. Namun workshop yang ada justru terlihat biasa seperti ditaruh rak dan dikastok. “Batik kan identik tradisional sehingga kondisinya harus tradisional,” paparnya.

Batik Sidoarjo ada kelasnya sendiri. Mulai nilai Rp 150.000 sampai Rp 5 juta/potong. Untuk ukuran premium Rp 150.000/potong batiknya biasa tidak terlalu halus dan pengerjaannya cukup cepat antara 2-5 hari. Sedangkan untuk kelas eksekutif yang dibanderol Rp 5 juta perpotong pengerjaannya harus halus dan hati-hati.

“Pengerjaanya bisa memakan waktu sampai 3 bulan dan kebanyakan orang yang mengerjakan adalah orang tua karena butuh ketelatenan,” ungkap Nurul yang juga dosen di Unmer Surabaya.

Nurul sendiri pernah mencatatkan namanya di Rekor Dunia, 19 Mei 2009. Ia membikin baju batik tulis Sidoarjo dengan ukuran panjang badan 22,5 meter dengan pundak 15,30 meter.

“Bentuknya berupa baju dan sekarang masih tersimpan. Makanya batik tulis Sidoarjo sudah diakui dunia tapi pemerintah sendiri kurang mempromosikan. Kan eman-eman,” tutur Nurul yang menggeluti batik sejak SMA tahun 1982.( Batik Cirebon )

Monday, December 29, 2014

Batik Cirebon - Alasan Batik Tulis Lebih Mahal, Kenapa ?

Batik Cirebon
Motif Batik Tulis Tutul Cerah
Batik Cirebon - Sebagai sebuah warisan dari nenek moyang kita, batik ini sudah sangat melekat di setiap bagian dari kita semua, nah kita ketahui kalau batik ini ada beberapa macam  batik yang diperjualbelikan di pasar maupun supermarket/mall, disitu kita bisa melihat berbagai macam dari mulai motif, corak dan cara membuatnya. Dari segi pembuatan itu kita bisa ambil beberapa contoh perbandingan untuk harga dari yang mulai 25ribuan – jutaan.

Salah satu pembuatan batik yang bisa dibilang batik dengan harga murah yaitu batik yang cara pembuatanya dengan di Printing/sablon, yang karena ada beberapa faktor yang menyebabkan batik jenis ini lebih relatif murah, faktor yang pertama adalah batik printing/sablon ini diproduksi masal, jadi banyak yang sama untuk motifnya, faktor yang kedua adalah kain yang digunakan untuk batik Printing/sablon ini bukan kain premium, dan pembuatan untuk batik printing/sablon ini biayanya lebih murah, secara otomatis untuk harga jual juga relatif lebih murah juga.

Yang kedua Batik cap, batik ini dibuat dengan alat yang disebut plangkan atau seperti cap yang berbentuk motif, berbeda dengan batik printing/sablon, untuk harga batik ini lebih mahal, karena biasanya kain yang digunakan untuk membuat batik ini lebih bagus, dan prosesnya cukup lama dan panjang, namun batik cap ini juga ada kesamaan dengan batik printing/sablon, yaitu produksinya juga masal, dan palngkan tadi bisa digunakan berkali-kali.

Batik Cirebon - Untuk yang relatif paling mahal adalah batik tulis, yang merupakan batik yang dibuat dengan alat membatik yang disebut canting, batik tulis ini dibuat dengan berbagai macam antara lain menggambar dengan pensil terlebih dahulu di kain/mori, baru kemudian pola yang terbentuk diwaxing atau ditutup malam, sesudah itu celup dengan pewarna, untuk proses pembuatan batik tulis ini memang sangat sulit, dan memerlukan waktu yang lebih lama, tergantung detail dari batiknya juga untuk masalah motif seperti motif batik cirebon motif mega mendung.

Selain itu, diperlukan keahlian dan skill yang membuat batik ini sangat istimewa dan hambir tidak ada kembaran yang identik dari satu batik ke batik lainya, dan dari keunikan serta hasil yang maksimal itu sendiri yang membuat batik tulis ini relatif lebih mahal dan paling mahal dari pada batik printing/sablon, dan batik cap.

Nah beberapa penjelasan tadi adalah jawaban dari alasan Batik tulis yang relatif lebih mahal dari batik yang lainnya, dan semoga bisa menjadi bahan pembelajaran untuk semua, karena sebagai warisan budaya ini batik juga sebagai identitas bangsa Indonesia sendiri.( Batik Cirebon )

Sunday, December 28, 2014

Batik Cirebon - Pusat Grosir Batik Trusmi Dipenuhi Oleh Pengunjung

Batik Cirebon - Siapa yang tidak tahu produksi batik paling berkembang se-indonesia yaitu Pusat Grosir Batik Trusmi yang pemiliknya masih sangat muda yaitu Ibnu Riyanto kini show roomnya sangat ramai di kunjungin oleh para pengunjung dari dalam kota hingga luar kota.
Batik Cirebon
Nampak Terlihat Dari Pintu Masuk Pusat Grosir Batik Trusmi Dipadatin Pengunjung
Batik Cirebon - Siapa sangka di bulan ini Pusat Grosir Batik Trusmi sangat padat hingga lahan parkir yang bisa dibilang sudah luas kini penuh dengan kendaraan mobil beroda 4 , sampai pengelola parkir bingung ingin di posisikan dimana untuk pengunjung yang datang terus menerus tetapi lahan parkir yang luas itu sudah penuh.
Batik Cirebon
Para Model Menggunakan Produk Batik Trusmi

"saya sangat senang sekali kalo udah di batik trusmi , banyak banget motif batik yang saya suka, apa lagi ada penampilan Fashion Show semua Produk Batik Trusmi itu benar-benar membuat saya terhibur", ujar pengunjung batik trusmi batik cirebon.

Pusat Grosir Batik Trusmi sangat memahami keinginan pelanggan , jadi setiap harinya Pusat Grosir Batik Trusmi mengadakan Promo-promo yang tidak kalah meriah nya , yaitu Promo akhir tahun Up To 99%, Wow !!.

Promo Akhir Tahunnya Fantastis sekali dari mulai Blus, Dress, Hem , dan produk-produk lainnya mendapatkan Discount besar-besaran, liburan panjang bingung mau kemana ?, ayo ke Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon dapatkan promo-promo dan hiburan menarik dari kami. ( Batik Cirebon )

Saturday, December 27, 2014

Batik Cirebon - Cara Pelajar Indonesia Mengenalkan Batik di Jepang

Batik Cirebon
Para Pelajar Indonesia yang Berada di Jepang
Batik Cirebon - Osaka University kembali menggelar Festival Kampus yang dikenal dengan “Machikanesai” (Festival Machikane) pada 1 hingga 3 Nopember 2014 di Toyonaka campus, Osaka University, Machikane-cho, Toyonaka city.

Selain bertujuan untuk merayakan hari ulang tahun Osaka University dan menyambut mahasiswa baru yang berasal dari seluruh penjuru Jepang, “Machikanesai” merupakan aset bagi Osaka University untuk mengenalkan kampus kepada masyarakat setempat.

Festival kampus diikuti oleh mahasiswa Jepang, mahasiswa internasional dan juga dihadiri oleh para alumni Osaka University. Alumni ini datang untuk menghadiri acara “Obikai” atau reuni. Para alumni datang ke kampus untuk melihat dan menikmati acara festival dan bernostalgia menikmati masa-masa indah kembali menjadi mahasiswa.

Kompetisi olah raga, open laboratory, permainan, pertunjukkan panggung dan stand makanan menyemarakkan rangkaian acara “Machikanesai”.

Kali ini, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Osaka-Nara (PPI ON) turut berpartisipasi dalam event “Machikanesai” yang berlangsung selama tiga hari (1-3 Nopember 2014) dengan menjual mie goreng dan bakwan di stand PPI ON yang diberi nama “Stand Makanan Selera Indonesia”.

Stand “Selera Indonesia” kali ini mengambil tema batik. Stand dirias dengan hal-hal yang bernuansa batik, mulai dari taplak meja batik dan anggota PPI ON yang bertugas di stand semuanya mengenakan pakaian batik.

Batik Cirebon - Tema batik sengaja diangkat selain untuk membuat stand mencolok, juga untuk mengenalkan batik indonesia ke masyarakat Jepang.

Tak hanya itu, para anggota PPI ON juga menggunakan angklung untuk promosi makanan yang dijual. Suara merdu goyangan angklung bisa menarik perhatian para pengunjung yang sedang melintas di depan stand. Bahkan, tak sedikit yang ingin mencoba memainkan angklung.

“Irasshaimasee…Indonesia no ryouri ikaga desu ka?” (Silahkan datang…Ingin mencoba makanan Indonesia?), teriak penuh semangat tim promosi PPI ON sambil memainkan angklung untuk menarik perhatian orang Jepang .

“Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampui”. Peribahasa yang cocok untuk kegiatan ini. Pasalnya, selain untuk mempererat persahabatan dan tali silaturahim antar anggota PPI ON, juga untuk mempromosikan makanan Indonesia, batik dan juga angklung. Bonusnya, PPI ON mendapatkan keuntungan yang lumayan besar dari hasil penjualan mie goreng dan bakwan.

Batik Cirebon - Hari pertama Festival Machikane. Sejak pagi hari hujan deras mengguyur kota Osaka. Kondisi tersebut tak menghalangi rekan-rekan PPI ON datang ke stand. Alhasil di hari petama festival terjual 127 porsi mie goreng dan 53 porsi bakwan.

Di hari kedua, cuaca lebih bersahabat dan pengunjung pun lebih ramai. Seperti hari pertama, rekan-rekan PPI ON sangat kompak sekali dalam mengatur pembagian kerja mulai dari penerima order, kasir, koki mie goreng, koki bakwan, penyaji makanan dan tim promosi. Hasil penjualan pun meningkat dibanding hasil penjualan di hari pertama.

Di hari ketiga, bertepatan dengan hari libur nasional di Jepang, Hari Kebudayaan (Bunka no hi). Tak kalah ramainya dengan hari kedua festival.  Meski jumlah personel yang siap siaga di stand berkurang, tak mengurangi sedikit pun semangat rekan-rekan PPI ON berpromosi.

Teriakan-terikan penuh semangat “Irasshaimasee…Indonesia no ryouri ikaga desu ka?” dan bunyi angklung mewarnai proses promosi hingga akhirnya banyak pengunjung yang datang membeli mie goreng dan bakwan. Tepat pukul 16.00 waktu Jepang, persediaan mie goreng sdh habis.

“Selama tiga hari, sebanyak 469 porsi mie goreng dan 219 porsi bakwan terjual”, ungkap Tamara Larasati dan Jeremia Febrian, Koordinator Stand Makanan Selera Indonesia dalam event tersebut.

Pastinya, bagi rekan-rekan PPI ON kegiatan ini akan dikenang sepanjang usia dan semoga dengan turut berpartisipasinya PPI ON di acara Festival Kampus bisa semakin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Jepang.( Batik Cirebon )

Friday, December 26, 2014

Mega Mendung, Motif Khas Batik Cirebon yang Melegendaris

Batik Cirebon
Kain Batik Tulis Bermotif Megamendung dan Naga Baron
Batik Cirebon - Cirebon selama ini dikenal sebagai kota Udang, Namun siapa sangka Cirebon juga miliki motif khas batik yang melegendaris sampai saat ini.

Selain motif keratonan, Cirebon punya motif yang sudah melekat, yaitu motif Mega Mendung, motif mega mendung ini sangat mendunia dan diakui di UNESCO sebagai motif batik paling banyak digunakan semua orang.

Seperti perajin batik Ibnu Riyanto (Owner dari Pusat Grosir Batik Trusmi) yang masih mempertahankan membatik dengan cara manual di Desa Trusmi Kulon Kabupaten Cirebon.

"Bahkan ada warga yang rata-rata belajar turun menurun dari orangtuanya, masih menggunakan cara tradisional membatik dengan menggunakan canting," ungkapnya di Cirebon

Batik Cirebon - Menurut Owner Pusat Grosir Batik Trusmi ini (Ibnu Riyanto), sebagai sentra batik terbesar di Cirebon, Desa Trusmi selama ini dikenal sebagai daerah yang warganya mayoritas pembatik hingga sekarang.

"Meski banyak perajin batik tulis yang gulung tikar, akibat banyaknya masuk batik cetak, namun banyak perajin yang mempertahankan ciri khas Cirebon," pungkasnya.

Sebagai motif paling legendaris di Cirebon, Motif mega mendung ini banyak yang mengatakan jika seseorang menggunakan batik dengan motif khas batik cirebon yaitu mega mendung maka seseorang yang menggunakannya akan bertambah aura positifnya dan semakin percaya diri.( Batik Cirebon )

Thursday, December 25, 2014

Batik Cirebon - Ironi di Balik Sehelai Batik

Batik Cirebon - Masyarakat di Tanah Air boleh bangga karena batik sudah menjadi busana sehari-hari. Tetapi, tahukah Anda, di balik romatisme kain yang kaya dengan motif, warna, maupun filosofi, serta dikagumi hingga mancanegara ini, para perajin batik masih terseok-seok?

Bahkan, untuk membuat sehelai kain yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya ini, mereka harus berjuang keras untuk mendapatkan bahan dari serat alam dan upah yang rendah. Jadin C Djamaluding, craft textiles kain tradisional, mengatakan batik tidak sepenuhnya milik bangsa Indonesia. “Kita kaya serat,  tapi kapas untuk membuat kain yang dibutuhkan perajin batik 98 persen impor. Jadi sebenarnya ini barang impor,” ujar dia dalam bincang-bincang pembentukan Forum Desainer Etnik Indonesia di EMAX Cafe, Pasaraya Blok M, Jakarta, Minggu lalu.

Menurut dia, kapas tersebut diimpor dari Amerika Serikat, Australia, Tiongkok, dan sejumlah negara lainnya “Kapasnya diimpor, bandarnya ada di Malaysia, itulah gebleknya kita. Jadi harus membeli lewat Malaysia,” ujar perajin yang telah mengembangkan sejumlah kain tradisional batik, tenun, maupun tenun ikat sejak 1970-an ini. Kata Jadin, serat alam penting untuk selanjutnya diolah menjadi bahan untuk membuat batik.

Sebab, kalau tidak menggunakan serat alam, malam atau lilin yang digunakan untuk membatik tidak dapat menyerap ke dalam kain. “Sedangkan batik tidak bisa dibuat di atas kain yang berasal dari serat plastik. Kalau polyester nggak bisa dibatik,” ujar dia.

Batik Cirebon - Padahal, serat alam bukan bahan yang langka di negeri dengan ribuan pulau ini, mulai kapas, rami, maupun nanas. Sayangnya, ketersediaan serat alam ini kurang memadai sehingga harus dipenuhi melalui impor. Ulat sutra yang menjadi bahan serat alam banyak dijumpai di Yogyakarta maupun Sulawesi Selatan,  namun harganya mahal. Sebagai perajin yang bergerak mulai hulu ke hilir, Jadin berupaya memenuhi kesediaan serat alam dari limbah ulat sutra yang berupa kokon.

Ini dilakukan agar mereka memperoleh kain dengan harga lebih murah tanpa harus impor. Selain minimnya bahan, para perajin masih dihadapkan dengan tingkat kesejahteraan yang tergolong rendah. “Perajin tetap miskin, yang kaya pedagang,” ujar dia.

Dia mencontohkan buruh canting yang hanya berpenghasilan kurang dari satu juta rupiah per bulan. “Maka tidak heran, pernah ada eksodus buruh ke Tiongkok dan India karena mereka kabarnya dibayar 7,5 juta rupiah per bulan,” ujar dia.

Batik Cirebon - Meski menghadapi sejumlah masalah, perajin yang tempat work shopnya luluh lantak akibat gempa Yogya 2006 lalu ini berupaya agar terus lestari dan tidak menipu pembeli dengan batik palsu.

Dia menyiasatinya dengan membuat batik melalui screen printing atau teknik yang sering digunakan untuk penyablonan kaus. Teknik pembuatan batik yang digunakan sejumlah negara, di antaranya Jepang, ini dapat menghasilkan kain batik 12 sampai 15 meter.

Screen printing menggunakan malam atau lilin dingin lalu direbus untuk menghasilkan motif batik sehingga batik dapat dipasarkan dengan harga terjangkau. Sebagai contoh, selembar syal ditawarkan dengan harga 60 ribu sampai 80 ribu rupiah.

“Memang tidak gampang mengajari perajin, mereka bisa karena biasa. Kita harus memberikan contoh. Jika laris, mereka akan ikut,” ujar dia. Untuk meningkatkan kesejahteraan perajin, Jadin yang mengekspor hasil karyanya ke Amerika dan Jepang ini menyarankan agar mereka mengembangkan diri dan membekali dengan jiwa wirausaha.

Selain itu, pemerintah harus membedakan jenjang buruh dan memberikan sertifikasi untuk peningkatan kinerja mereka.( Batik Cirebon )

Wednesday, December 24, 2014

Batik Cirebon - MEA 2015 Siap di Hadapi Perajin Batik Sleman

Batik Cirebon - Lebih dari 20 pengrajin batik di wilayah Sleman telah mandiri. Bukan hanya memproduksi batik, mereka juga telah memiliki show room sendiri. Target pasar mereka bahkan sudah merambah skala nasional, bukan hanya lokal saja. Produknya bahkan sudah merambah lebih luas lagi, go Internasional. Bukan hanya prestasi go Internasional saja yang di dapatkan, ternyata masih ada puluhan pengrajin batik tradisional binaan Pemkba Sleman melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

Demi pengembangan usaha dan pasar, pemkab di haruskan terus mendorong para pengrajin batik agar terus melahirkan karya-karya baru. Contohnya seperti batik motif “Sinom Parijotho Salak” yang ngetrend pada tahun 2014. Motif tersebut terdiri atas elemen tanaman parijotho (tangkai, daun, dan bunga) serta salak pondoh (daun dan buah), dengan hiasan stilasi daun salak pada tepi kain. Latar belakang motif diisi dengan motik cecek berupa titik-titik kecil tersebar merata. Warna yang digunakan terdiri atas, hitam, biru, coklat, kuning, dan putih.

Batik Cirebon - Batik yang merupakan kombinasi dari beberapa desain pemenang lomba desain batik 2012 merupakan batik khas Sleman. Sedikitnya ada tujuh desain batik khas kabupaten berslogan ”SEMBADA”. Yakni, parijotho, salak, semarak salak, belut dan salak, gajah kombinasi parang rusak barong, salak pondoh, dan salakan.”Pemkab juga mendorong perajin batik membuat kolaborasi desain untuk memberi nilai lebih suatu produk. Misalnya, batik tulis kombinasi jumput atau bordir,” ungkap Bupati Sri Purnomo kemarin (23/12).

Di penghujung tahun 2015 ini, pasar Indonesia sedang bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Untuk pasar bebas ini mangsa pasar sedikit berbeda dari pasar lokal, mereka biasanya menginginkan kualitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini batik, pasar Internasional lebih menyukai batik dengan bahan pewarna alami ketimbang pewarna sintetis berbahan kimia. Tentu saja mereka punya alasan sendiri, salah satunya adalah pewarna alami lebih ramah lingkungan dan memiliki warna khas tersendiri. Beberapa sentra pengrajin batik, batik cirebon misalnya harus bersiap menghadapi ini.

Batik Cirebon - Untuk membuat batik dengan pewarna alami tentu mempunyai tantangan tersendiri. Batik pewarna alami cenderung lebih mahal, dan warnanya cenderung soft dan tak secerah pewarna sintetis. Ini yang menjadi tantangan pemerintah. Maka dari itu perlu di galakkan sosialisasi penggunaan bahan pewarna alami batik.

Selain lebih mahal, batik warna alami cenderung soft dan tak secerah (men-colok) pewarna zat sintetis. ”Ini menjadi tantangan dalam menghadapi pasar bebas. Maka, perlu digalakkan sosialisasi penggunaan bahan pewarna alami batik,” lanjut Sri Purnomo.

Pemkab juga berencana membentuk komunitas pecinta lingkungan dari kalangan perajin batik. Untuk mendukung ketersediaan bahan, pemerintah juga menggalakkan budidaya tanaman sumber bahan pewarna alami. Di antaranya, teh (coklat), tanaman perdu /indigo (biru), kelapa (krem kecoklatan), secang (merah), kunyit (kuning), dan bawang merah (jingga kecoklatan). Bagian tanaman yang digunakan berbeda-beda. Bisa daun, bunga, ranting, umbi akar, dan kulit pohon. ( batik Cirebon )

Tuesday, December 23, 2014

Batik Cirebon - Suasana Akan Lebih Indah Jika Memakai Batik Di Hari Natal

Batik Cirebon - Memilih batik sebagai busana di hari raya Natal, bisa jadi pilihan yang unik dan membuat Anda berbeda sebab motifnya yang menarik dan warna yang alami membuat yang memakainya semakin indah.

Akan lebih lengkap lagi, jika Anda dan keluarga membuat busana seragam dari satu corak batik tertentu seperti eBatik Sarimbit Batik Trusmi Keluarga Orange Hal ini tentunya akan menambah semarak hari raya dan kekompakan bersama keluarga.

Dalam wawancara Kompas Female bersama desainer sekaligus pemilik butik Sephora Batik asal Surabaya, Yuana, di acara pelepasan Puteri Indonesia ke ajang Miss Universe 2015 di Taman Sari Royal Heritage (17/12/2014), mengatakan bahwa batik bisa menjadi pilihan yang tepat sebagai busana natal.

"Biasanya untuk busana natal, pilihan busana akan jatuh lebih ke dress tapi dengan model yang melebar atau flare. Sebab, Natal kan lebih ke pesta yang gembira, jadi lebih ke arah busana yang melebar atau besar-besar," terangnya.

Batik Cirebon - Desainer muda yang karyanya diboyong oleh Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, ke karantina Miss Universe 2015 di Miami, Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa  untuk pilihan busana anak-anak, batik dapat dibuat menjadi lebih praktis dengan model baju dan celana pendek agar tak membatasi gerak aktif anak-anak.

Pilihan warna batik sendiri, lebih tepat yang berwarna cerah yang memiliki unsur merah atau hijau, tepat seperti warna khas Natal. Kini, Yuana membuat batik sesuai dengan tren yang ada, yakni batik dengan warna alami seperti cokelat dan merah bata.

Warna batik yang alami ini mulai menjadi tren semenjak Presiden RI, Joko Widodo, sering terlihat menggenakan batik dengan warna alam. "Tren batik tahun depan akan kembali ke warna cokelat alami, dengan motif-motif batik khasa Jawa Tengah dari daerah asal Pak Jokowi seperti parang dan kawung," imbuhnya.

Tak jarang para pelanggan Yuana memesan seragam batik khusus untuk keluarga untuk momen hari raya, seperti Natal. Jika Anda ingin mengenakan seragam batik bersama keluarga di hari Natal, tak ada salahnya mulai memburu bahan batik dari jauh-jauh hari, atau jika ingin lebih ringkas, belilah batik di toko batik besar yang menyediakan busana batik dalam segala ukuran dan usia.(batik cirebon)

Monday, December 22, 2014

Batik Cirebon - Batik Tulis Melayu Dikembangkan di Langkat

Batik Cirebon - Perajin batik di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) mengembangkan batik tulis motif melayu guna melestarikan peninggalan budaya yang hampir dilupakan masyarakat, karena kurang nya minat batik di kalangan masyarakat yang dibilang norak padahal banyak macam batik yang modern jika digunakan akan semakin modis.

Pengelola Batik Tulis Adinda di Kabupaten Langkat, Lailun Purnama mengatakan, jenis batik tulis tersebut memiliki nilai seni yang cukup tinggi dan harus dipertahankan karena produksinya lumayan memakan waktu sangat lama untuk membuatnya.

"Kerajinan batik tulis melayu, khususnya motif khas Langkat, itu harus tetap dilestarikan. Jangan sampai hilang," katanya di Medan, Selasa (30/9).

Batik Cirebon - Untuk melestarikan batik motif melayu, ia rajin ikut kegiatan berupa pameran, seperti Pameran Gebyar Kerajinan Nasional Daerah se-Sumatera Utara beberapa waktu lalu.

"Kami juga belajar dan menimba ilmu ke Kota Solo untuk memperdalam berbagai seni batik, motif, ketrampilan, serta diterapkan di Kabupaten Langkat," ujarnya.

Harga batik ini dijual bervariasi antara Rp 350.000 hingga Rp 500.000. bisa dibilang cukup murah untuk batik tulis yang mewah dan berkualitas.

"Batik tulis melayu ini sangat halus dan terbuat dari benang pilihan yang berkualitas," katanya.(batik cirebon)

Sunday, December 21, 2014

Batik Cirebon - Srilanka Ingin Mengenal Batik

Batik Cirebon - Sudah Diketahui Batik adalah salah satu warisan budaya indonesia yang harus dilestarikan , dan Batik adalah warisan budaya indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO bahkan di seluruh dunia .

Buddy Keertisena, Dewan Kerajinan Srilanka menyatakan ingin belajar mengenai batik terutama batik cirebon, sekaligus menjajaki kontak dagang dengan pembatik Kota Pekalongan. Perwakilan Dewan Kerajinan Srilanka,  selain melakukan kontak dagang, Pemerintah Srilanka juga ingin belajar mendirikan museum batik, seperti di Pekalongan.

"Batik juga berkembang di Srilanka dan dipergunakan untuk pakaian maupun sebagai hiasan dinding. Akan tetapi, kami ingin lebih mendalami proses membatik," katanya sambil menambahkan Dewan Kerajinan Nasional Srilanka akan menjajaki kerja sama untuk mendirikan museum batik di negeri itu.

Batik Cirebon - "Oleh karena itu, kami berkunjung ke Pekalongan untuk melihat secara dekat proses membatik, sekaligus menjajaki kontak dagang dengan pembatik setempat," ujar Buddy.

Selama di Kota Pekalongan, Buddy Keerthisena dan rombongan mengunjungi Museum Batik Pekalongan, melihat proses membatik di Kampung Batik Pesindon, galeri tenun milik Ridaka, dan ke Pasar Grosir Setono.

Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad mengatakan pemkot menyambut gembira atas kehadiran delegasi Srilanka yang ingin belajar mendirikan museum batik dan kontak dagang."Pemerintah Srilanka sengaja memilih Pekalongan karena Museum Batik Pekalongan memiliki sertifikat 'best practises' dari lembaga PBB yaitu UNESCO,"

Bukan hanya srilanka tetapi negara-negara lain pun ingin mengenal batik lebih jauh karna batik suatu kerajinan tangan yang membuat kita menjadi kreatif dan inovatif, maka dari itu lestarikanlah batik dengan cara menggunakannya lalu menjaganya agar budaya batik tidak hilang dari indonesia.(batik cirebon)

Saturday, December 20, 2014

Batik Cirebon - Memaknai Pesona Batik Asli Indonesia

Batik Cirebon - Busana batik semakin digemari oleh masyarakat. Ia dapat dikenakan dalam beragam kesempatan. Semua orang bisa melakukan inovasi terhadap busana batiknya, tidak hanya perancang busana.

”Kita dapat memakai batik dengan beragam cara agar semakin menarik, bukan hanya sebatas memilih motif dan corak saat membeli,” kata penata busana asal Jakarta, Adi Surantha, dalam peluncuran koleksi batik terbaru Danar Hadi, ”Tribal Fusion”, di butik Jl Gajah Mada No 183, Semarang, Jumat (19/12).

Adi mencontohkan, bagi kawula muda, batik dapat dikombinasikan dengan busana seperti celana pensil atau celana jeans ketat. Bisa juga ditambah syal agar memunculkan kesan gaya.

Namun bagi karyawan kantor, dia mewanti-wanti agar mengenakan baju batik tanpa banyak variasi dan warna yang terlalu cerah. ”Sebab, karyawan adalah cerminan dari perusahaan, jadi harus tampil dengan formal,” kata dia.

Kombinasi

Batik Cirebon - Karyawan kantor, lanjutnya, juga tidak semestinya menggunakan baju batik yang terlalu ketat. Baju batik jika dikombinasikan dengan pakaian lain pun dapat dipakai dalam beragam acara. ”Misalnya baju kantor bagi wanita bisa kombinasikan dengan rok yang mekar untuk datang ke berbagai acara nonformal,” kata Adi.

Dalam koleksi terbaru, Danar Hadi menawarkan beragam warna dengan materi sutra dan crepe melayang untuk kesan mewah dan elegan. Hal itu memang telah menjadi ciri khas dia dalam setiap rancangannya.

”Koleksi ini ditujukan bagi pribadi yang dinamis, multiaktivitas, praktis, dan simpel,” ujar Diana Santosa, managing director PT Danar Hadi.

Koleksi Chossy Latu dengan konsep tropical yang menimbulkan kesan ringan juga disuguhkan. Busana yang seluruhnya berwarna hitam putih ini tampil dengan motif-motif tradisional seperti kawung, parang, dan bunga buket.

Koleksi itu memiliki keunikan dengan campuran proses produksi dengan menggunakan teknik cat, tulis, dan cetak. ( batik Cirebon )

Cek !! Seputar Harga Kain Batik Panjang Motif Megamendung.

Friday, December 19, 2014

Batik Cirebon - Pakai Batik, Bintang Mahabarata Bertemu Anggota DPR RI

Batik Cirebon
Bintang Mahabarata Pakai Batik Saat Bertemu Anggota DPR

BATIK CIREBON - Kepopuleran para pemain Mahabarata di Indonesia menyedot banyak perhatian. Selain publik yang mengelu-elukan para pemain India itu, DPR/MPR RI pun mengundang semua pemain Mahabarata ke kantor yang berada di Jalan Gatot Subroto,  Jakarta Pusat.
Seperti terlihat dalam akun Twitter Mahabarata StarPlus, Kamis (18/12/2014) para pemain Mahabarata seperti Shaheer Sheikh, Vinrana, Arav Chowdharry, Lavanya Bharadwaj, Rohit Bhardwaj, Pooja Sharma, Veebha Anand, dan Thakur Anoop Singh tampak duduk di ruangan DPR/MPR RI.
BATIK CIREBON - Pemandangan tak biasa terlihat dari pakaian yang mereka kenakan. Bukan Saree--pakaian adat India, atau bukan juga jas dan gaun. Orang-orang India itu memakai baju batik, warna-warni kain Nusantara itu dipakai siang ini untuk menghadiri undangan yang bertajuk `Dialog Publik Badan Kerja Sama Antar Parlemen`.
Undangan yang bertujuan mempererat hubungan India dan Indonesia ini juga dihadiri oleh anggota DPR/MPR RI, beberapa dari mereka juga duduk berdampingan dengan para artis dari India.
Bahkan setelah itu ada sesi pemberian cendera mata dari DPR RI kepada pemeran Mahabarata itu di depan spanduk bertuliskan `Diplomasi Budaya Melalui Pendekatan Pop-Culture Pengalaman Sukses Serial Mahabarata`.
073889600_1418890898-Vin-rana-dan-veebga-Anand-141218
Tampak Shaheer Sheikh mengenakan batik bermotif bunga dengan warna dasar coklat, Lavanya dengan batik berwarna merah dan hitam. Tak ketinggalan pemeran Bisma juga mengenakan batik berwarna kuning emas, sedangkan para wanita mengenakan rok terusan batik.  Vinrana dan Veebha Anand juga mengunggah foto mereka ke Twitter dan Instagram.( Batik Cirebon )

Thursday, December 18, 2014

Batik Cirebon - Pelajari Batik Klasik Tingkatkan Karakter Siswa

Batik Cirebon - Banyaknya generasi muda yang tidak lagi mengenal motif batik membuat sejumlah kalangan merasa prihatin. Mata pelajaran (mapel) IPS pun diusulkan untuk memuat nilai-nilai filosofis batik agar penanaman budaya lokal bisa kembali menguat.

Pakar Batik asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sariyatun, mengatakan masyarakat tidak lagi mengenal budaya mereka sendiri. Bahkan, batik yang menjadi salah satu simbol Kota Solo pun sudah tidak lagi menjadi magnet bagi masyarakat. “Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, generasi muda kita ke depan tak akan mengenal dengan akar budaya,” katanya, baru-baru ini.

Dikatakan, generasi muda mayoritas sudah tak lagi mengenali motif batik. Apalagi menyangkut makna filosofis. Padahal menurut staf pengajar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini, di dalam batik klasik mengandung nilai-nilai kearifan yang bisa menjadi penguat ketahanan budaya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ia menyatakan dengan mempelajari motif batik klasik beserta nilai filosofinya akan meningkatkan karakter siswa. Karena itu perlu diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran IPS. Dengan memasukkan materi itu proses pembelajaran menjadi menyenangkan.

Batik Cirebon - Di Solo ia telah merintis di sejumlah sekolah di antaranya SMP Negeri 10, SMP Negeri 19 dan SMP Kristen 1. Sementara di SMA Negeri 5 juga telah memasukkan batik sebagai muatan lokal. Untuk lebih menguatkan diperlukan upaya pendalaman terhadap nilai filosofis batik. “Jadi tidak hanya mengajak siswa untuk belajar ketrampilan membatik.”

Sekarang perlu dilakukan redifinasi atau dekonstruksi nilai filosofis dari nilai batik klasik bukan sebagai kebudayaan generik, tetapi sebagai kebudayaan deferensial yang dinegosiasikan menjadi salah satu penanda identitas keIndonesiaan. Ini sekaligus sebagai strategi revitalisasi terhadap eksistensi batik klasik.

Menurutnya, mereka yang tidak mengenali motif batik termasuk di antaranya pemaes temanten. Ini tentu sesuatu yang sangat memprehatinkan karena batik klasik kurang diapresiasi. Ini dampak dari globalisasi yang mengedepankan budaya homogen. ( batik Cirebon )

Wednesday, December 17, 2014

Batik Cirebon - Menurut Bule: 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Lebih Sering Memakai Batik

Batik Cirebon - Di lemarimu sekarang, ada berapa baju batik sih yang kamu punya? Satu, dua? Seberapa sering pula kamu memakainya? Apakah sudah menjadi pilihan berpakaianmu sehari-hari, atau hanya saat acara formal dia keluar dari lemari?

Tanggal 2 Oktober diperingati masyarakat dunia setiap tahun sebagai Hari Batik Internasional. Apakah hari ini kamu memakai batikmu dengan bangga? Apakah kamu sudah menemukan alasan untuk mencintai sang warisan budaya?

Jika belum, pendiri Hipwee Lauri Lahi bisa menjelaskan alasan kenapa kamu harus lebih sering memakai batik. Artikel di bawah ini diciptakannya sendiri, dan ditulis atas usulan pribadinya. Semoga dengan ini kita jadi lebih menghormati batik, ya!

Sudah lebih dari tiga tahun saya tinggal di Indonesia. Dengan berbagai cara saya berusaha menunjukkan rasa hormat pada rumah baru saya. Salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian tradisional Indonesia, batik.

Sekarang adalah Hari Batik Internasional. Rasanya baik jika saya berbagi alasan kenapa orang Indonesia harus lebih sering memakai batik. Mungkin perspektif seorang asing bisa membuat kamu melihat pakaian menakjubkan itu dari sudut pandang baru.

 

1. Batik itu menakjubkan

Batik Cirebon - Pertama kali saya pergi ke Indonesia, saya kaget melihat banyak orang memakai baju berwarna-warni dan bercorak “gila” (dalam artian baik). Saya lihat para pria memakai baju bermotif bunga-bunga dan berwarna biru-ungu. Di negara lain mungkin itu pemandangan aneh. Tapi pria Indonesia yang mengenakan pakaian ini justru terlihat wibawa dan dewasa.

Baju warna-warni ini lebih “ramai” lagi kalau dipakai perempuan. Satu baju bisa punya warna oranye sekaligus hijau. Motifnya pun macam-macam. Ada yang bergambar burung hingga (saya pernah dengar) bumbu dapur. Wah.

Saya heran sekaligus kagum. Bagaimana bisa pakaian dengan “konsep” seramai ini terlihat pantas dikenakan semua orang? Kadang sampai sekarang jika melihat perempuan berkebaya saya ingin menyetopnya dan bilang, “Pakaianmu benar-benar indah.”

2. Batik menghubungkan ribuan orang dari latar belakang berbeda

Saya biasanya memakai batik tiap hari Jumat. Setiap saya memakainya orang-orang di sekitar saya akan tersenyum lebih lebar. Saya pikir, “Ini cara yang baik untuk memulai hari saya.”

Tidak hanya menghubungkan orang asing dengan warga Indonesia saja. Batik juga menyatukan orang Indonesia yang satu dan yang lain. Dari Sumatra hingga Papua. Semua suku punya budaya asli yang berbeda-beda. Namun semuanya tahu apa itu batik. Batik adalah identitas bersama masyarakat Indonesia.
 

3. Dengan batik, kamu bisa memperlihatkan bahwa kamu bangga pada Indonesia

Batik adalah cara paling mudah untuk memperlihatkan kebanggaanmu sebagai orang Indonesia. Kamu tidak perlu jadi atlet olimpiade dan meraih emas. Kamu tidak perlu bisa menari tradisional dan dikirim ke luar negeri.

Cukup buka lemarimu dan kenakan pakaian tradisional yang kamu punya. Lagi pula ini tidak ada ruginya.

4. Membeli batik sama dengan mendorong roda ekonomi lokal

Selama ini, saya berkutat di sektor ekonomi. Saya jadi punya kebiasaan untuk memperkirakan dampak suatu barang dengan perekonomian lokal. Termasuk batik.

Setiap kali kamu membeli batik, kamu mendukung kemajuan ekonomi negeri sendiri. Membuat kain polos hingga menjadi “wah” dan berbentuk pakaian siap pakai butuh waktu yang tidak sebentar. Ada orang yang bekerja menyiapkan tekstil, ada yang menyiapkan pengecapnya, ada yang mengecap, ada yang memotongnya jadi bahan baju, ada yang menjahitnya, ada yang menambahkan kancingnya, ada yang mengantarkannya ke toko, ada yang menjaga tokonya, dan ada kasir yang tersenyum ke kamu saat menerima uang yang kamu serahkan untuk membeli baju batik itu. Semua orang ini terhubung lewat satu pakaian saja.

Belum lagi jika kamu membeli batik tulis. Kamu tidak hanya mendukung ekonomi, tapi juga seni.
Kalau mau: kalau kamu membeli batik tulis langsung dari produsen lokal lain kali, biarkan mereka mengambil untung lebih banyak dari biasanya. Mereka pantas mendapatkan itu.

batiks-850x565 batik cirebon

5. Kamu boleh bersyukur punya pakaian tradisional yang bisa dipakai sehari-hari

Di negara saya, jarang sekali ada orang yang keluar dengan pakaian tradisional kami. Bahkan bisa dikatakan tidak ada. Kecuali kalau memang ada pesta rakyat, pernikahan, atau acara sejenisnya.

Baju tradisional kami terlalu tidak praktis untuk dipakai sehari-hari. Lebih baik kami mengenakan baju modern saja. Ini tidak seperti batik yang hanya tinggal kamu pakai dan kancingkan. Selain itu, warna baju tradisional kami juga lebih polos. Tidak seperti batik yang kaya corak, nada, dan ekspresi. Menurut saya, kamu boleh bersyukur punya pakaian yang bisa begitu cantik namun praktis jika dikenakan.
 

6. Batik bisa menyalurkan kreativitasmu

Warna dan corak batik tidak terbatas. Bentuknya pun bisa bermacam-macam, dari gaun mewah sampai kaos sepakbola. (Saya sebenarnya tidak begitu suka kaos sepakbola motif batik, tapi setiap orang punya selera masing-masing).

Kamu benar-benar dibebaskan menyalurkan kreativitas lewat batik. Mau menorehkan gambar apa saja, mencelupkan dengan tinta apa saja, tidak dilarang.

karya-Anne-Avantie-yang-dipakai-Miss-indo-universe-850x523

7. Mengenakan batik: memperkenalkan dunia pada warisan budaya Indonesia

Ada beberapa pertanyaan yang mengganggu di kepala saya. Kenapa baju Hawaii bisa terkenal di seluruh dunia, tapi batik tidak? Mungkinkah karena baju ala Hawaii itu dipasarkan dengan lebih baik?
Lalu, bagaimana caranya supaya batik bisa menjadi sama terkenalnya dengan baju Hawaii? Salah satu yang bisa kita lakukan adalah memakainya lebih sering.

Jika kamu pergi ke luar negeri, selalu bawa pakaian batik terbaikmu. Percayalah, banyak orang akan mendatangi kamu dan bertanya, “What is this colorful thing you are wearing?” Jika kamu ingin mempromosikan Indonesia, tidak ada waktu yang lebih baik dari ketika kamu menjawabnya.

Nah, setelah membaca tulisan Lauri di atas, jangan pernah malu lagi untuk memakai baju batikmu. Keluarkan dari lemari dan memacaklah! Kapan lagi coba, kamu bisa bergaya sekaligus mengungkapkan kebanggaan pada negara? ( batik Cirebon )

Tuesday, December 16, 2014

Batik Cirebon - Persaingan Batik Semakin Ketat

Batik Cirebon
Owner Vini Batik Pekalongan
BATIK CIREBON - Persaingan batik di Pekalongan semakin ketat, sehingga menuntut produsen untuk kreatif, seperti halnya Vini Batik di Jalan Karya Bhakti nomor 103 Medono Pekalongan yang menawarkan produk yang enak dipakai dan dipandang.

Owner Vini Batik, Vini Fitria Hani (40) saat ditemu Radar mengatakan pihaknya telah menjalankan usahanya sejak 10 tahun yang lalu.

“Saya memulai usaha ini sejak 10 tahun yang lalu, dan saya memilih nama Vini karena sesuai dengan nama saya sebagai pemilik,” ujarnya.

Selain di Medono, pihaknya juga membuka cabang di Pasar Grosir Setono dan di Internasional Batik Center Wiradesa. Untuk produk yang ada di outletnya antara lain sarimbit, blus kantor, rok batik, batik anak, hen-hem dewasa, semuanya menggunakan bahan catton dengan sistem pembartikan printing dan cap.

BATIK CIREBON - Pihaknya menerangkan, produksi batik di Pekalongan dirasa sangat luar biasa. Di kawasan medono saja banyak sekali toko yang menjual batik. Hal tersebut menurutnya membuat persaingan semakin ketat, dan butuh adanya inovasi yang sangat tinggi demi tetap eksis.

“Persaingan sangat ketat, bayangkan saja di Medono saja yang memproduksi batik hampir tak terhitung. Hal ini bagi kami merasa persaingan semakin ketat. Kami melakukan banyak inovasi agar tetap eksis dan supaya para klien tetap melirik produk kami,” katanya.

Menurutnya inovasi tersebut sangat penting terlebih sekarang ini konsumen sudah sangat cerdas serta pandai memilih. Faktor harga menurutnya juga penting karena ketika ada selisih yang begitu besar dengan toko lain bisa jadi pelanggan berpindah hati. “Konsumen sekarang lebih cerdas jadi kami selalu berhati-hati,” imbuhnya.

Untuk harga yang ditawarkan terjangkau, blus kantor harga mulai Rp40 ribuan sampai dengan Rp75 ribuan baik cap maupun printing sedangkan untuk sarimbit harga mulai Rp60 ribuan sampai Rp80 ribuan saja.

Selain itu, untuk rok-roik batik harga mulai Rp30 ribuan sampai Rp75 ribuan, daster harga berkisar antara Rp30 ribuan-Rp65 ribuan, untuk hem-hem dewasa harga berkisar antara Rp30 ribuan sampai Rp65 ribuan, untuk baleno sekitar Rp40 ribuan sampai Rp60 ribuan. Tidak hanya itu saja, batik anak-anak harga mualai Rp15 ribuan – Rp50 ribuan untuk dress anak.(batik cirebon)

Monday, December 15, 2014

Batik Cirebon - Atasi Limbah Batik, Kombi Tawarkan Toilet Industri

BATIK CIREBON - Aktivis dari Komunitas Biji menawarkan solusi pembuatan IPAL murah bagi pengusaha batik. Sebab, selama ini para pengusaha enggan menggunakan IPAL, karena konsekuensi biaya operasional yang tinggi. “Ini kami namakan toilet industri. Karena kinerjanya sederhana dan memang bisa mengurangi dampak limbah, meski baru sedikit,” terang Ketua Kombi, Andi Setiawan.
Kombi sudah membuat satu contoh toilet industri di salah satu pengusaha batik di Banyurip Alit. Dirinya mengakui, IPAL yang dibuatnya belum baku mutu, namun setidaknya bisa mengurangi dampak baik warna maupun aroma dari air limbah hasil pengolahan batik.

Bahan maupun pembuatannya pun, dikatakan Andi, cukup sederhana. Pemilik usaha, hanya perlu menyiapkan empat atau lima bong (kaleng bekas cat) ukuran besar. Di dalamnya, tinggal diberi sejumlah bahan yang dapat mereduksi air limbah seperti arang, batu kapur, ijuk, pasir batu dan kricak. Semua bahan disusun bertingkat di masing-masing bong. Aliran air limbah yang biasanya langsung dibuang ke got atau sungai, dibelokkan terlebih dahulu ke rangkaian filter tersebut.

“Memang belum baku mutu, tapi hasilnya terlihat. Dari awal limbah yang berwarna merah pekat, akan semakin tereduksi baik aroma atau warnanya hingga hasil akhir menghasilkan air limbah berwarna kuning pudar, dan aroma yang tersisa sedikit,” beber dia lagi.

Untuk optimalisasi filter limbah, Andi mengatakan, pengusaha bisa menggunakan lima bong. Sehingga penyaringan akan melalui lima tahap dan hasilnya bisa lebih sempurna. “Yang sudah kami buat hanya empat bong, dan cukup terlihat hasilnya. Kalau lebih optimal, bisa menggunakan lima,” imbuhnya.

BATIK CIREBON - Mengenai biaya, untuk pembuatan toilet industri hanya dibutuhkan Rp200 ribu hingga Rp250 ribu saja. Sehingga bisa dibuat oleh siapa saja. “Silahkan yang mau membuat, pengusaha untuk membuat sendiri-sendiri. Kami hanya menawarkan solusi tidak hanya sekedar menuntut pembenahan saja. Yang harapannya, bisa ditindaklanjuti pemerintah setempat, sehingga bisa difasilitasi pengusahanya,” kata Andi.

M Nasir Usman, pemilik usaha batik yang mencoba penerapan toilet industri mengaku memang berniat ingin meminimalisir dampak industrinya, sehingga bersedia mencoba apa yang ditawarkan Kombi. “Sempat ditawari BKM untuk buat IPAL, tetapi makan tempat terlalu besar. Ini ditawari lagi, dan saya coba.”

Pemilik Jafry Batik tersebut, sebenarnya tak berkeberatan untuk mengeluarkan biaya pembuatan IPAL. Namun, jika harus mengeluarkan biaya terus menerus untuk operasional, memang sedikit berat. “Kalau yang ini sederhana. Kalau melihat kendala, apakah toilet industri ini bisa menampung air dalam jumlah besar. Karena biasanya saat produksi banyak, jumlah limbah yang dihasilkan juga lebih banyak,” tandasnya.(batik cirebon)

Sunday, December 14, 2014

Batik Cirebon - Batik Jokotole, Buatan Bangkalan Ini Dijual ke 3 Negara

Batik Cirebon
Batik Tulis Jokotole


Batik Cirebon - Rumah produksi Batik Jokotole yang terletak di Bangkalan, Madura merupakan salah satu UKM binaan dari Bank Indonesia yang biasa disebut WUBI atau Wirausaha Bank Indonesia. Rumah produksi ini berdiri sejak tahun 2011 akhir dengan modal awal Rp 22 juta. Batik yang terkenal adalah batik motif gentongan dengan kisaran harga Rp 1,7 juta per kain. Batik biasa hanya Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.

Uswatun Hasanah pemilik bisnis mengatakan, mahalnya batik gentongan karena sulitnya proses membatik dan proses pembuatan membutuhkan waktu yang lama.

"Kalau batik biasa, pembuatannya paling lama satu minggu, sedangkan batik gentongan lama, minimal dua bulan," kata Uswatun saat ditemui di rumah batik Jokotole, di Bangkalan, Sabtu (13/12).

Batik Cirebon - Dia mengatakan penjualan batik ini juga sudah mencapai pasar ekspor ke tiga negara yakni Malaysia, Jepang dan Cina. Dengan mematok harga sekitar Rp 200 ribu sebelum pajak untuk batik yang biasa. Akan tetapi untuk ekspor, Uswatun mengaku terganjal oleh kendala perizinan.

"Perizinannya rumit, harus ngurus ke RT/RW, Kelurahan. Jadi saya harap ke depannya tidak dipersulit lagi karena ini juga kan menambah devisa negara," katanya.
Setiap bulannya, kata Uswatun, bisa ekspor 3 hingga 4 kali dengan pengiriman 80 sampai 200 potong kain batik.

Menurut Uswatun kini omzetnya terus bertambah. "Sekarang omzetnya Rp 106 juta per bulan," ujarnya.

Untuk pengrajin sendiri, Uswatun mengatakan mempekerjakan tetangganya seperti ibu rumah tangga dan remaja. Itu dilakukan agar mereka memiliki kegiatan yang positif dan menghasilkan. Sementara sistem pengupahan tergantung persentase penjualan.

"Kalau upah tergantung lakunya berapa persen nanti dibagi," katanya.
Dosen Universitas Tronojoyo ini menjelaskan, untuk warna batik yang diproduksinya ada empat warna berdasarkan filosofi Bangkalan Madura, yakni hijau, merah, kuning dan biru.

"Hijau itu artinya lebih ke nilai religi, kalau merah keras dan berani, biru menggambarkan letak geografis yang dikelilingi lautan, sedangkan kuning menggambarkan hamparan sawah," katanya.
Untuk pemilihan nama Jokotole sendiri, kata Uswatun, diangkat dari filosofi nama tokoh Pahlawan Madura.(batik cirebon)

Saturday, December 13, 2014

Batik Cirebon - Desainer Kawinkan Teknik TieDye dengan Pewarnaan Batik

Batik Cirebon
Ilustrasi : Motif Batik Cirebon Megamendung
Batik Cirebon - Helen Dewi Kirana, desainer mode yang dikenal melalui merek B(i) batik ini, mencoba berinovasi dengan mengawinkan teknik (pengikatan) tie-dye asal Jepang, yang disebut shibori, dengan teknik pewarnaan pada kain batik.
Shibori sendiri sebenarnya mengkombinasikan berbagai teknik sederhana seperti melipat, mengikat, memelintir dan menjahit kain yang akan digunakan untuk mendapatkan corak yang cantik.
Rangkaian koleksi yang mengawinkan dua teknik dari dua negara ini merupakan koleksi dari label fashion terbaru Helen yang bernama NES by Helen Dewi Kirana | hdk, yang terdiri dari stola dan scarf.
"Jadi, saya menggunakan teknik pengikatan shibori, namun teknik pewarnaannya menggunakan teknik yang biasa diaplikasikan pada kain batik. Yakni, untuk mendapat satu warna tertentu harus melalui beberapa layer warna. Hasil warnanya jadi lebih eksotis. Bahkan saya menggunakan obat untuk batik yang saya beli di Pekalongan," papar Helen pada jumpa pers Peluncuran koleksi NES by Helen Dewi Kirana | hdk di Jakarta, Rabu (10/12).
Batik Cirebon - Teknik Shibori diaplikasikan ke kain dengan mempertimbangkan tidak hanya desain corak yang ingin ditampilkan, namun juga jenis kain yang digunakan agar hasilnya maksimal. Saat ini Helen mengaku masih menggunakan katun impor dari Italia, Jepang dan Korea, karena memang katun tersebut dinilainya paling pas untuk mengaplikasikan teknik shibori ini.
"Proses shibori ini tidak mudah, karena bila diikat terlalu keras kain akan menjadi rusak, namun kalau terlalu longgar mengikatnya polanya tidak akan sempurna," katanya.
Dengan begitu, dalam waktu 3 hari biasanya Helen hanya menghasilkan 25 stola. Ia mengaku butuh istirahat beberapa hari dulu hingga akhirnya memulai pengerjaan lagi. Hal itu dikarenakan setelah proses shibori biasanya tangannya merasa sakit dan pegal.
"Saya hanya dibantu dua orang di tim saya untuk melakukan proses shibori dan pewarnaan. Oleh karena itu, koleksi NES ini tidak bisa diproduksi massal," tandas Helen.
Batik Cirebon - Namun, walaupun tidak diproduksi massal, Helen tetap bercita-cita ingin mengembangkan koleksi NES dengan menambah pilihan produk.
Saat ini Helen mencoba untuk membuat stola yang multifungsi dengan menampilkan dua motif berbeda dalam satu stola. Sehingga, pengguna bisa memilih salah satu motif yang ingin ditampilkan dengan melipat stola menjadi dua. ( batik Cirebon )