Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Saturday, January 31, 2015

Batik Cirebon - Mengenal Batik Di Museum Tekstil Jakarta

batik cirebon
Ilustrasi : Kerajinan Seni Batik Tulis
Batik Cirebon - Tak perlu menelusuri batik hingga ke berbagai daerah asalnya demi mengenal semua jenis batik. Anda cukup menikmati dan mengekslorasi keindahan karya batik di Museum Tekstil Jakarta.

Museum yang sudah berdiri semenjak 28 Juni 1976 ini, diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto. Terletak di Jalan Aipda KS. Tubun Nomor 2-4, Kecamatan Tanah Abang, Petamburan, Jakarta Pusat. Semenjak itu, karya-karya batik dari seluruh daerah di Indonesia dikumpulkan dan dipamerkan kepada masyarakat banyak.

Dengan koleksi yang sudah mencapai 2350 koleksi ini, pengunjung dapat menikmati koleksi batik secara detil. Baik dari corak, tekstur maupun pewarnaan yang diberikan. Mulai dari batik asal Sabang hingga Merauke.

Batik Cirebon - Tidak hanya itu, di sini Anda juga bisa belajar membatik, menenun dan berbagai jenis pelatihan lainnya berkaitan dengan tekstil Indonesia seperti kursus pewarna alam, ikat celup, aplikasi manik-manik, silk painting, dan sulam. Salah satu yang paling diminati saat ini adalah pelatihan batik. Karena proses dan pengolahannya yang bisa dibilang rumit, Anda akan tertantang untuk mencoba membatik.

Batik tulis adalah teknik menghias kain dengan corak batik dan menggunakan bantuan canting yang berisikan malam atau lilin. Setelah jadi, batik dicelup dalam pewarna, baru kemudian lilin diluruhkan. Di Museum Tekstil, ada instruktur yang akan mengajarkan Anda cara membatik.

Museum Tekstil Jakarta tidak hanya sebagai tempat pamer koleksi batik dari seluruh Indonesia. Namun di sini juga terdapat Ruang Pengenalan Wastra, yang menyediakan koleksi alat tenun dari berbagai daerah dan berbagai inormasi tentang bahan baku serta proses pembuatan kain tradisional Indonesia. Ruang ini juga memberi kesempatan kepada publik untuk mencoba mengoperasikan alat tenun.

Selain itu juga disediakan toko museum bagi pengunjung yang ingin memperoleh cinderamata berupa kain, busana, asesoris, peralatan batik dan buku-buku tentang wastra. Perpustakaan pun juga menyediakan berbagai koleksi buku tekstil yang cukup lengkap.

Dalam waktu tertentu, Museum Tekstil mengadakan event tertentu dengan konsep tekstil yang berbeda-beda. Biasanya event diadakan dalam kurun waktu yang cukup lama, karena karya para pencinta kain dipersiapkan dengan waktu yang cocok dengan ide kreatif mereka. ( Batik Cirebon )

Friday, January 30, 2015

Batik Cirebon - Musim Hujan, Produksi Batik Mengalami Penurunan

Batik Cirebon
Ilustrasi : Pengrajin Batik sedang Membuat Motif Batik
Batik Cirebon - Tingginya curah hujan di Bulan Januari ini, membuat produksi batik di Kabupaten Pekalongan mengalami penurunan. Pasalnya, hujan yang terus terjadi mengakibatkan proses produksi batik di Kota Santri menjadi terhambat, khususnya pada tahap pengeringan. Bahkan diperkirakan, produksi batik di Kabupaten Pekalongan pada awal tahun ini mengalami penurunan hingga 20 persen.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Kabupaten Pekalongan, Failasuf, kemarin (28/1), membenarkan adanya penurunan jumlah produksi di Bulan Januari ini. Hujan yang setiap hari mengguyur Kabupaten Pekalongan membuat para perajib batik mengalami kesulitan pada proses pengeringan. Hampir semua perajin batik di Pekalongan masih menggunakan teknik pengeringan alami, yakni dengan sinar matahari. Sehingga, hal ini menghambat proses produksi batik di Kabupaten Pekalongan.

“Diperkirakan, penurunan jumlah produksi batik di Kabupaten Pekalongan mencapai 20 persen,” kata Failasuf.

Batik Cirebon - Dikatakan, ada sekitar 300 pengusaha batik di Kabupaten Pekalongan dengan jumlah perajin mencapai ribuan orang. Mereka mengalami keterlambatan proses produksi, baik untuk batik cap maupun batik tulis. Selain proses pengeringan, imbuh dia, para perajin batik di wilayah pesisir yang saat ini terendam banjir juga mengalami kesulitan dalam proses pewarnaan.

“Untuk yang di daerah pesisir Kabupaten Pekalongan mengalami kesulitan pada tahap pewarnaan,” terangnya.

Kendati mengalami penurunan jumlah produksi, namun menurutnya, tidak separah pada saat musim hujan atau tepatnya awal tahun 2014 lalu, yang mengakibatkan produksi batik mengalami lumpuh total selama satu bulan. “Alhamdulillah, walaupun mengalami penurunan produksi, namun tidak separah tahun lalu yang mengakibatkan produksi batik di Kabupaten Pekalongan terhenti selama satu bulan,” tuturnya.

Memang, lanjutnya, setiap musim hujan para perajin batik pasti akan mengalami kendala dalam proses produksi karena terkendala dalam proses pengeringan kain batik. Namun sebenarnya, hal itu sudah dapat diantisipasi dengan menggunakan alat atau mesin pengering. Mesin yang biasanya dipakai pada perusahaan besar tersebut, saat ini dapat digunakan perorangan.

“Ini bisa menjadi salah satu cara untuk para perajin dalam mengantisipasi keterlambatan produksi di musim penghujan ini,” terangnya. ( Batik Cirebon )

Thursday, January 29, 2015

Batik Cirebon - Ayu Merasa Lebih Percaya Diri Berkat Batik

Batik Cirebon
Ayu Trihandayani (24) Pembatik Disabilitas Asal Solo, Jawa Tengah
Batik Cirebon - Duduk di atas lantai, perempuan itu mengangkat salah satunya kaki. Di sela-sela jemari kaki yang terangkat terselip canting berisi malam panas. Matanya awas menatap selembar kain putih yang dipampang di depannya. Seperti menari, canting di kaki itu bergerak mengikuti alur pola batik.

Sesekali, perempuan yang memiliki nama lengkap Ayu Tri Handayani mengangkat kaki lebih tinggi dan mendekatkan ke arah mulut. Ayu merasa perlu memberikan beberapa tiupan pada malam yang baru diangkat dari atas wajan panas.

Sedikit demi sedikit pola batik mulai nampak jelas ketika peluh mulai merembes di keningnya. Spontan dia mengusap keningnya dengan lengan kirinya yang teramat kecil dibanding tubuhnya. Ayu, perempuan yang lahir 9 Februari 1991 itu memang tak memiliki dua lengan yang sempurna.

Lengan kirinya kecil. Bahkan di bagian kanan nyaris tak berlengan. Meski demikian, dia merasa tak memiliki halangan untuk berkreasi. Bahkan batik-batik yang dia hasilkan memiliki nilai yang cukup mahal.

“Ada yang laku sekitar Rp.1-5 Juta , bahkan ada yang laku Rp.15 Juta” kata pemilik nama lengkap Ayu Trihandayani ini.

Ketrampilan Ayu membatik dengan menggunakan kaki itu tidak datang dengan tiba-tiba. Ketekunan dan keuletannya untuk terus berlatih lah yang membuat Ayu mampu membatik layaknya pembatik yang menggunakan tangannya. Terlahir sebagai penyandang disabilitas, Ayu mengaku sempat dihinggapi rasa rendah diri terhadap lingkungannya.

“Diejek ya sering, tapi lama-lama diam sendiri, karena mereka yang mengejek saya tidak tahu dibalik kekurangan itu terdapat suatu kelebihan yang orang lain tidak bisa melakukanya.” kata dia mengenang masa kecilnya.

Batik Cirebon - Kemampuan Ayu membatik terasah tatkala mengikuti sebuah pelatihan yang diselenggarakan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo. Ketika itu, Ayu yang hendak bersekolah setingkat SLTA di yayasan tersebut, namun belum masa pendaftaran siswa baru. 

“Sebenarnya waktu itu saya sudah ikut pelatihan membuat wadah tisu dan kerajinan mote, tetapi ketika sekolahan mengadakan pelatihan dan saya dipilih bersama tiga orang teman saya untuk ikut pelatihan membatik,” kata dia.

Ayu mengakui tidak mudah membatik dengan menggunakan kaki. Awalnya, dia kesulitan untuk menjepit canting yang besarnya seukuran spidol itu. Apalagi berisi malam panas. Di awal-awal belajar membatik, bahkan kulitnya sering melepuh karena tersiram malam.

“Saya merasa tertantang untuk dapat membatik dengan menggunakan kaki saya. Dulu butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan selembar kain, sekarang kalau motif sederhana cukup satu pekan,” ujarnya.

Selepas SMA YPAC, ayahnya, Sarwono mengenalkan Ayu pada salah seorang tetangganya yang memiliki usaha batik. Ayu yang sudah memiliki pengetahuan dasar membatik semakin bergairah untuk mengasah kemampuannya. Dari pengusaha batik bernama Abu Bakar, Ayu disediakan kain yang telah berisi pola. Ayu meneruskannya dengan mengisi malam sebelum dikembalikan untuk diberi pewarnaan.

“Pak Abu Bakar membimbing saya untuk meningkatkan kemampuan membatik,” ujarnya.

Dari sekadar mengisi malam di atas pola yang sudah dibuat, akkhirnya Ayu mampu membuat batik tulis sendiri. Karya-karyanya pun diikutkan oleh Abu Bakar dalam berbagai pameran.

Batik Cirebon - Menurut Ayu, dia pernah mengisi pameran semacam INACRAFT dan Gelar Batik Nusantara yang merupakan pameran bertaraf internasional. Dalam salah satu pameran di tahun 2013, Ayu bahkan mendapatkan kunjungan kehormatan dari presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhono beserta ibu negara Ani Yudhono.

Penghasilan dari membatik diakui Ayu cukup lumayan. Namun bagi anak kedua dari empat bersaudara ini, yang lebih penting lagi adalah dirinya merasa lebih percaya diri setelah memiliki ketrampilan membatik. Menurut Ayu, sekarang ini dirinya tak kesulitan mendapatkan teman. Bahkan Ayu mengaku dengan membatik dirinya berkesempatan bepergian ke luar kota hingga bertemu dengan presiden.

Dalam pandangan Ayu, batik tak sekadar seni adi luhung tetapi juga dapat melahirkan semangat dan kepercayaan diri sehingga rasa minder yang pernah dirasakannya saat masih kecil karena menjadi penyandang disabilitas pun lenyap. Ayu pun berharap, semangat untuk berkarya dapat menular ke rekan-rekannya sesama penyandang disabilitas. Menurut dia, dengan keterbatasan yang dimiliki seorang tetap dapat berbuat sesuatu.( Batik Cirebon )

Wednesday, January 28, 2015

Batik Cirebon - Desain Batik Bisa Dikembangkan dengan Cara Digital

Batik Cirebon - Desain batik selama ini dibuat secara manual. Dengan modal ingatan atau contoh batik yang sudah ada, pembatik membuat motif batik. Namun untuk mengembangkan kualitas, teknologi digital sangat bisa dimanfaatkan, karena itu menurut Ketua Harian Yayasan Batik Jabar Komarudin Kodiya harus disiapkan pembatik yang berkemampuan teknologi digital.

"Pengrajin batik perlu mengikuti perkembangan, salah satunya menyiapkan SDM dengan pengetahuan mumpuni di bidang digital, meningkatkan kualitas disain serta pemasaran," kata Komarudin (27/1).

Ia menyebutkan, sebagian pengrajin batik sudah mulai menggunakan konsep digital dalam desain batiknya, namun sebagian besar masuk menggunakan konsep tradisional.

"Keaslian dalam produk perlu diperhatikan, namun di sisi lain perlu ada kolaborasi sinergi dengan teknologi yang bisa mendukung produktivitas, kualitas maupun kebutuhan pasar," kata Komarudin.

Batik Cirebon - Selain itu pengrajin batik perlu menyiapkan kapabilitas dan kualitas tenaga kerja dengan menaikkan upah kerja minimum agar mereka tidak beralih ke pengusaha-pengusaha baru. "Pengrajin harus bisa menjaga kualitas pekerjaannya agar bisa tetap bertahan.

Terkait adanya klaim dan munculnya motif batik dari sejumlah negara termasuk di Eropa seperti kasus kemarin motif batik cirebon yaitu mega mendung di klaim oleh negara turki, menurut dia merupakan hasil sistem cetak. Hal yang menjadi masalah kata Komarudin bukan ketika motif kain batik dijual di Eropa, tetapi ketika suatu negara mengklaim suatu motif dan melarang motif itu beredar.

"Sah-sah saja bila kain batik dari Indonesia sampai ke pasar Eropa, justru kami merasa bangga, tetapi kalau sebuah negara melarang produksi motif batik di luar negeri baru kami lawan," katanya.( Batik Cirebon )

Tuesday, January 27, 2015

Batik Cirebon-an, Pusaka Budaya Indonesia

Batik Cirebon - Indonesia negara yang memiliki keragaman budaya, salah satu yang terkenal adalah batik. Indonesia didaulat sebagai negara surganya batik. Hampir di seluruh pelosok provinsi di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing. Batik Cirebon sebut saja. Di Cirebon memiliki berbagai motif batik, namun yang paling terkenal adalah motif mega mendung yang merupakan gambar awan, di campur dengan unsur tiongkok. Batik Cirebon berkembang awalnya di lingkungan keraton saja. Untuk mengenalkan ragam hias batik Cirebon, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekarjagad menggelar pameran, bazaar dan talkshow bertema “Pusaka Budaya Batik Dari Cirebon” bertempat di Aula Heritage Bank Indonesia beberapa waktu lalu.

Batik Cirebon - Juga sama halnya dengan batik Mataram (Jogja-Solo) yang juga berkembang di dalam Keraton, yaitu keraton Kasepuhan dan Keraton Kaneman. Motif batik Cirebon yang bersumber dari Keraton Kasepuhan memiliki cirri khas motif singa barong. Keraton kaneman memiliki ciri khas motif paksinagaliman.

Selain itu, batik Cirebon dan batik Mataram ( Jogja-Solo ) yang memiliki kesamaan yaitu berkembang di dalam keraton, ternyata dalam hal teknik produksi pun memiliki persamaan. Hal itu di karenakan, adanya perkawinan antara dua kasultanan tersebut. Motif parang yang menjadi ciri khas batik Mataram, ternyata di adopsi oleh Keraton Cirebon dengan nama patran keris dan patran kembang. Juga dengan motif semen, juga di adopsi menjadi motif sawat.

Batik Cirebon - Secara garis besar, pola batik Cirebon jarang menggunakan pola geometris sehingga lebih banyak didominasi ruang kosong. Disamping itu, juga banyak menggunakan unsur tumbuhan, binatang mitologi dan gambar bangunan. Motif yang ada meliputi motif taman arum kanoman, taman teratai, taman arum sunyaragi, dalungan, naga utah, simbar dalung, paksinagaliman, singabarong dan bintulu.

Motif-motif tersebut terinspirasi dari kondisi lingkungan di sekitar keraton dan benda-benda yang ada di dalam keraton. Motif-motif tersebut juga seperti di jelaskan di atas juga terdapat campuran unsur tiongkok dalam motifnya. Mengingat dulu banyak para pedagang-pedagang tiongkok yang datang ke Indonesia. Dengan itu, batik mega mendung semakin di kenal sebagai produk asli Indonesia, tepatnya Cirebon. ( Batik Cirebon )

Monday, January 26, 2015

Batik Cirebon - Batik Purba Khas Subang Harus Dipatenkan

Batik Cirebon - Bagi pegiat budaya di Kabupaten Subang, mereka mengharapkan agar pemkab segeraa mematenkan motif purba. Motif tersebut di ambil dari artefak perunggu peninggalan zaman prasejarah, agar segera di jadikan motif batik khas Subang.

"Batik khas dengan corak yang diambil dari artefak kuno ini merupakan kreasi orisinil warga Subang, dan akan menjadi kebanggaan masyarakat Subang," kata Pegiat Budaya Subang Budiana Yusuf, kepada wartawan, Sabtu (24/1/2015).

Untuk itu dia berharap, Pemkab Subang dapat segera mengupayakan hak paten atas temuan tersebut dan menjadikannya sebagai batik khas Subang.

Berdasarkan hasil diskusi, sambungnya, para pegiat budaya merekomendasikan enam poin kepada pemkab untuk ditindaklanjuti.

Batik Cirebon - Di antaranya, menetapkan corak pada bejana perunggu sebagai motif batik khas Subang, menyosialisasikan motif batik khas tersebut kepada publik, mematenkan corak pada bejana perunggu sebagai motif batik khas Subang, dan melakukan pengamanan serta penataan situs di lokasi penemuan bejana perunggu tersebut.

"Kami sudah melaporkan enam poin rekomendasi ini kepada Bupati Subang Ojang Sohandi, dan responnya bagus. Semoga segera ditindaklanjuti," terangnya.

Senada, Pakar prasejarah dari Balai Arkeologi Bandung Lutfi Yondri menilai, warga Subang patut berbangga atas keberadaan motif batik khas bercorak kuno tersebut. Pasalnya, pengambilan corak kuno pada tradisi batik merupakan inisiatif orisinil.

Batik Cirebon - Terlebih, hal ini belum pernah dilakukan daerah lain di Indonesia. Yang khas dari batik Subang ini adalah, motif batik digali dari corak artefak bejana perunggu yang merupakan peninggalan zaman pra sejarah yang ditemukan di wilayah Subang.

Pengambilan corak prasejarah untuk dijadikan motif batik merupakan langkah besar dan berani. Sebab, tidak banyak daerah yang melakukan langkah seperti ini.

"Ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Subang, memiliki motif batik yang orisinil yang diambil dari peninggalan prasejarah," papar Lutfi.

Dia menyebut, bejana perunggu merupakan peninggalan zaman perunggu yang hanya tiga ditemukan di Indonesia, yakni di Madura, Kerinci, dan Subang.

"Yang ditemukan di Subang adalah yang terbesar dengan corak yang paling lengkap dibandingkan dengan yang ditemukan di daerah lain," ucapnya.

Menanggapi hal ini, Bupati Subang Ojang Sohandi menyatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti rekomendasi corak purba batik khas Subang yang diusulkan para pegiat budaya melalui langkah-langkah konkret.

"Saya udah memerintahkan Disbudparpora untuk mempelajari lebih lanjut rencana motif batik purba dari corak artefak yang ditemukan di Subang ini. Saya persilakan pihak dinas segera berkoordinasi dengan pemprov atau kementerian pariwisata untuk menindaklanjuti itu," ungkap Ojang.

Dia melanjutkan, temuan itu menunjukkan bahwa Subang sangat kaya akan potensi-potensi sejarah, namun belum semuanya tergali. Untuk itu dia berharap, ada lebih banyak peninggalan-peninggalan Subang yang terungkap. ( Batik Cirebon )

Sunday, January 25, 2015

Batik Cirebon - Inilah Batik Indonesia Dikagumi dan Diakui Dunia

Batik Cirebon
Kain Panjang Hitam Manis by Batik Trusmi
Batik Cirebon - Batik merupakan hasil karya terbaik para leluhur kita, goresan dari wanita terbaik di negeri ini. Buah goresan itu menuai hasil yang menjadi Maha Karya yang kita kenal saat ini, yakni batik .

Batik Cirebon - Mungkin hanya sedikit dari kita yang menyadari betapa tingginya nilai historis dari batik, sebuah goresan mengandung nilai seni tinggi ditambah ketelatenan yang sempurna, menjadikan batik mengandung nuansa tersendiri.

Nah, berikut beberapa alasan mengapa batik patut dikagumi dan mendunia.

1.Pancarkan kearifan Indonesia
batik cirebon
Ilustrasi : Anak Sedang Belajar Membatik
Batik akan menjadikan seseorang lebih Indonesia Dengan memakai batik seseorang akan tampil lebih fresh, lebih hidup dan menjadikan siapa saja menjadi orang Indonesia seutuhnya. Pasalnya, nilai batik merupakan jati diri Indonesia, jadi dengan mengenakan batik seseorang menjadi Indonesia banget.

2.Warisan budaya leluhur
batik cirebon

Cermin Pribadi yang Pandai Berterima Kasih pada Leluhur Bangsa Memakai batik berarti kita termasuk pribadi yang pandai berterima kasih. Dengan menggunakan batik, secara tidak langsung jika kita memakai batik berarti kita bangga dengan pakaian khas indonesia, apapun motifnya, batik menjadi cerminan pribadi Indonesia yang sesungguhnya.

3.Nyaman dipakai
Batik Cirebon
Para Model Menggunakan Produk Batik Trusmi
Selain bangga dengan negeri ini, sebagian orang gemar menggunakan karya budaya nenek moyang Indonesia karena motifnya yang cantik serta nyaman dipakai di segala suasana. Sebagian dari mereka juga menganggap corak batik sangat unik dan memiliki khas tersendiri.

4.Bangkitkan nasionalisme

Mengenakan batik menjadikan seseorang menunjukkan identitasnya secara tidak langsung, hal ini juga akan berefek kepada sikap dan prilaku seseorang. Efek inilah yang menjadikan siapa pun merasa bangga jadi orang Indonesia, inilah yang akan meinmbulkan semangat nasionalisme.

5.Membuat orang tampil lebih dewasa

Batik Cirebon
Dengan mengenakan batik seseorang akan terlihat dewasa dan mempesona, lihatlah ketika anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas yang sudah mulai cinta dengan batik, maka akan terlihat lebih dewasa dan lebih anggun serta gagah.

Batik tak membuat seseorang menjadi tua, tapi sebaliknya. Akan tampaklah wajah penuh kedewasaan. Jadi batik menjadikan seseorang semakin dewasa.

6.Timbulkan rasa percaya diri

Batik Cirebon
Ebatik Gamis Kombinasi Mega Mendung Batik Cirebon (Ungu) by Batik Trusmi
Batik akan membuat kita semakin percaya diri lho. Memilih batik yang sesuai postur tubuh kita, kemudian ditambah motif yang pas misal motif batik cirebon yaitu mega mendung, menjadikan seseorang semakin tambah percaya diri di setiap kesempatan. Karena nuasan batik mengandung nilai keikhlasan membuat siapapun menjadi percaya diri.( Batik Cirebon )

Saturday, January 24, 2015

Batik Cirebon - Batik Indonesia Populer Hingga Ke Afrika Selatan

Batik Cirebon - Batik tidak hanya populer di Indonesia, ternyata batik juga sudah memiliki tempat di negara lain. Puluhan ribu kilometer dari negeri asal, tepatnya di sudan, batik sudah sangat di gandrungi.

Fakta tersebut bukan isapan jempol belaka, fakta bahwa batik punya tempat tersendiri di negara yang terletak di kawasan antara Timur Tengah dan Afrika Timur di tegaskan langsung oleh Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Abdul Al Rahim Al Siddig.
"Di Sudan batik sudah sangat terkenal dan populer," sebut Al Rahim di kantor Kedutaan Besar Sudan, Rabu (21/1/2015).

Batik Cirebon - Beliau menyebut, karena saking populernya batik di Sudan, pakaian tersebut sudah di jadikan komoditi ekspor Indonesia ke Sudan. Bahkan Sudan menyediakan tempat khusus untuk menjual batik dari negara pimpinan Presiden Jokowi ini.

Di samping soal batik, Al Rahim turut memaparkan mengenai sejumlah kerjasama yang telah dijalin RI-Sudan. Yakni di beberapa sektor seperti agrikultur, hewan ternak, perikanan, perdagangan, edukasi dan budaya.

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor kerjasama yang disorot oleh Al Rahim. Sebab, volume perdagangan kedua negara telah meningkat hingga mencapai nilai US$ 747.800.000.
Batik Cirebon - Meningkatnya nilai perdagangan tersebut, menurut Al Rahim dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Namun, salah satu faktor utama ialah partisipasi aktif dari pelaku bisnis kedua negara.

"Partisipasi aktif dari para pelaku bisnis di sejumlah exhibitions trade menjadi faktor yang memberi kontribusi dalam meningkatkan kerjasama ekonomi dan komersial RI dan Sudan," tandas dia.

Filosofi batik Nelson Mandela

Tak hanya di Sudan, Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela yang wafat pada usia 95 tahun itu juga terkenal dengan filosofi batiknya.

Hal itu dikemukakan Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Sungeng Raharjo.

Menurut Sugeng, filosofi pembuatan batik yang memerlukan kesabaran dan keharmonisan merupakan cermin kuat kepribadian Mandela. Bahkan, terkesan Mandela mencintai produk asli Indonesia itu dengan mengenakan batik pada banyak acara-acara resmi. Termasuk pada acara penutupan Piala Dunia tahun 2010.

Dikutip dari BBC 6 Desember 2013, Sugeng mengatakan, perkenalan pertama Mandela dengan batik terjadi pada tahun 1990. Atau beberapa bulan setelah ia dibebaskan dari penjara Pulau Roben. ( Batik Cirebon )

Friday, January 23, 2015

Batik Cirebon - MONCER : Siapkan 200 Motif Batik

Batik Cirebon - PINTU globalisasi yang terbuka luas harus dipandang sebagai sebuah opportunity (peluang) untuk bisa dimanfaatkan. Termasuk melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diberlakukan mulai tahun ini. Bagi Astrid Hea San, pemilik brand batik Assaid, globalisasi harus disikapi dengan optimisme serta kreatif.

Karena dengan dua hal tersebut, maka berbagai peluang yang ada dapat diraih sehingga globalisasi bukan justru menjadi ancaman. ”Karena itu, kami membuat produk batik, targetnya tidak hanya dalam konteks lokal Jawa Tengah saja. Tapi juga masuk ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura, bahkan negara yang cukup jauh seperti Belgia dan Hongkong,” katanya.

Batik Cirebon - Harus Jeli Astrid sendiri kini terus berusaha membangun batik dengan brand Assaid agar semakin dikenal. Tempat tinggalnya yang berada di Jalan Yos Sudarso Gang Manggis RT 4 RW 1 No 51 Kesepuhan Batang, sekarang menjadi tempat galerinya. Menurut dia, pengusaha harus jeli dalam memanfaatkan celah peluang pasar yang ada di tengah kompetisi globalisasi sekarang ini. Untuk produk batik Assaid, dirinya telah menyiapkan sekitar 200 motif batik. Rencananya, sekitar 30-40% produknya akan ditargetkan masuk ke pasar global. Sementara, 60 persen lainnya ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. ”Kami juga berusaha untuk membuat desain busana batik yang berbeda dengan lainnya.

Termasuk mengikuti tren busana batik saat ini yakni motif tribal dan songket. Kami akan berusaha terdepan dalam menciptakan tren, namun dengan tidak akan meninggalkan ciri khas batik Indonesia,” kataya.

Dia juga tidak khawatir dengan membanjirnya produk batik dari Tiongkok di pasaran dengan harga yang relatif murah. Baginya, konsumen akan melakukan seleksi apakah produk yang dibeli itu disukai mereka atau tidak. ”Batik dari Tiongkok harganya memang murah. Namun produk yang murah belum tentu berkualitas. Assaid Batik sendiri akan berusaha menyediakan produk dengan harga dan kualitas yang bersaing di pasaran,” katanya.( Batik Cirebon )

Thursday, January 22, 2015

Batik Cirebon - Prihatin, Perajin Batik Kurang Diapresiasi

Batik Cirebon
Didi Budiarjo Ketika Di Interview Oleh Media
Batik Cirebon - Apresiasi di anggap penting untuk seseorang yang menghasilkan karya seni. Juga demikian dengan para perajin batik. Bagi desainer Didi Budiarjo, sangat di sayangkan perajin batik kurang begitu di hargai. Terutama kepada perajin daerah.

Bagi Didi Budiarjo, apresiasi tidak harus bernilai besar, sedikit perhatian sudah cukup bagi mereka. Sangat di sayangkan, karena kurangnya apresiasi banyak para perajin daerah yang lebih memilih untuk bekerja sebagai pelayan toko atau bekerja di hotel dari pada meneruskan keahliannya.

“Apresiasi itu sangat penting. Saya sering mendapati perajin daerah lebih senang jadi pelayan toko atau sebagai pelayan restoran, dan saya sangat menyayangkan itu,” kata Didi kepada Okezone saat ditemui di Museum Tekstil, Jakarta, Senin (19/1/2015).

Batik Cirebon - Pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya memiliki selera seni tersebut sudah jelas tentu tidak semua orang bisal melakukannya. Ketika mereka di beri karunia dengan kemampuan luar biasa, yang bahkan orang lain harus belajar terlebih dahulu. Kenyataan miris ini dia temukan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Menurutnya, apresiasi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan.

“Saya kalau beli kain dari seorang perajin, bukan pengepul atau pengumpul, tidak pernah menawar harganya. Saya tahu betapa susahnya untuk menghasilkan kain tersebut,” imbuh Didi.

Batik Cirebon - Menurut desainer yang telah berkarier selama 25 tahun ini, orang perlu mengapresiasi kemampuan para perajin. Perlu juga dipahami kerja keras yang mereka lakukan dalam membuat sebuah kain.

“Bagaimana sebuah batik dibuat melalui proses yang sedemikian panjangnya. Pernahkah orang tahu untuk membuat tenun, harus mencucukkan benang satu per satu ke sekian ribu mesin penenun. Itu sesuatu yang luar biasa. Jadi, hal-hal seperti itu yang perlu dipahami supaya orang lebih mengapresiasi sebuah karya,” tutup Didi.

Pemerintah sudah semestinya memperhatikan langkan perajin batik. Setiap daerah perlu mempromosikan batik khas dari daerah mereka masing-masing, hal itu di harapkan tentu agar batik mereka di kenal pasaran, dan mendatangkan penjual yang merupakan berkah untuk mereka. Sehingga, mereka akan memilih untuk terus bekerja sebagai perajin batik ketimbang bekerja di toko maupun hotel. ( batik Cirebon )

Wednesday, January 21, 2015

Batik Cirebon - 38 SKPD Pemprov Ikut Lomba Fashion Busana Batik

batik cirebon
Ilustrasi : Anak Sedang Belajar Membatik
Batik Cirebon - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memasyarakatkan batik khas daerah melalui Lomba Fashion Busana Kerja Batik Kaltim yang diikuti wakil dari 38 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

"Batik merupakan warisan leluhur yang terus mewarnai sejarah dan budaya bangsa. Motif dan corak batik pun terus berkembang dari zaman ke zaman, termasuk batik khas Kaltim," kata Asisten Administrasi Umum Sekretariat Pemprov Kaltim, Meilina kepada Antara, Jumat (16/1).

Meilina mengatakan hal itu saat pembukaan Lomba Busana Kerja Batik Kaltim yang dilaksanakan di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim.

Batik Cirebon - Di Indonesia, lanjut Meilina, pakaian batik digunakan sebagai busana dalam upacara resmi. Bahkan batik Indonesia sudah diakui di dunia sebagai warisan budaya yang ditetapkan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009.

Menurut dia, dengan ditetapkannya batik Indonesia sebagai warisan budaya oleh PBB tersebut maka hal ini merupakan tantangan bagi semua pihak untuk lebih kreatif dan terus berinovasi dalam pengembangan batik agar semakin menarik.

Dalam lomba tersebut, Isabella Sukma Putri peserta dari Biro Humas dan Protokol Pemprov Kaltim berhasil menjadi juara I kategori busana kerja wanita,  juara II Arinda Ginnyza Wistir dari Biro Hukum, juara  III Mardiany dari Balitbangda Kaltim.

Menurut Ketua Panitia Lomba Fashion Busana Kerja Batik Kaltim Syarifah Alawiyah, kegiatan itu diikuti 38 SKPD di Kaltim dimana  masing-masing SKPD mengirimkan satu peserta. ( Batik Cirebon )

Tuesday, January 20, 2015

Batik Cirebon - Batik Sukabumian Terancam akan Punah

Batik Cirebon - Belasan perajin batik Sukabumian, Minggu (18/1/2015) kini dibuat resah. Mereka mencemaskan aktivitas yang digeluti bertahun-tahun terancam gulung tikar seiring merebaknya batik printing atau batik sablon. Usaha para pembatik yang sebagian besar para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di Kota dan Kabupaten Sukabumi itu, dikhawatirkan lambat laun terisisih.

Mereka tidak berdaya menghadapi para pengusaha batik printing atau batik katun bermotif batik yang melakukan pemasaran secara sistimatik. Apalagi para pembatik sablon tidak hanya mengincar pemasaran masyarakat umum, tapi masuk ke sekolah-sekolah hingga perkantoran pemerintah dan swasta.

“Bila pemerintah tidak segera turun tangan membantu para pembatik tradisional, diperkirakan keberadaan batik tradisonal hanya tinggal menunggu waktu. Keberadaan batik Sukabumian terancam hanya tinggal kenangan, karena tersisih batik sablon,” kata Pembatik Sukabumian, Tenny, Minggu (18/1/2015).

Batik Cirebon - Sebenarnya, lanjut Tenny, ancaman aktivitas pengusaha batik sablon mulai dirasakan sudah cukup lama. Tetapi ancaman semakin meningkat ketika pemerintah mulai mengoptimalkan keberadaan batik Sukabumian kepada masyarakat. Para pengusaha batik sablon memamfaatkan peluang sosialisasi pemerintan terhadap kain batik secara sporadis.

“Mereka memamfaatkan ketidaktahuan masyarakat terhadap batik saat pemerintah gencar memasarkan batik. Sehingga masyarakat mengira kain yang dipakai untuk aktivitas dikantor dan saat menghadiri helatan acara merupakan kain batik. Padahal kain yang dipergunakan sebagian besar kain yang di sablon bermotif batik,” ujarnya.

Selain kehadiran batik sablon, menurut Tenny, ternyata eksistensi batik tradisional terkendala karena regenerasi. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) para pembatik menyebabkan kesinambungan batik Sukabumi berjalan statis. “Para pembatik terutama generasi muda sangat terbatas. Dan kalaupun ada harus terus diasah agar berkualitas dalam membatik,” tambahnya.( Batik Cirebon )

Monday, January 19, 2015

Batik Cirebon – Kades yang Mahir Membatik

Batik Cirebon - Sunoto (40) Kepala Desa di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto terus menggeluti hobinya meski ia berstatus sebagai Kepala Desa. Hobi ia adalah membatik. Tak tanggung-tanggung, untuk menjalankan hobinya ia seringkali mengikuti beberapa ajang bergengsi hingga membuahkan hasil berupa prestasi dalam menciptakan karya desain batik.

Sunoto sudah mulai melakoni usaha batik semenjak remaja ini mengaku, dengan membatik inspirasi yang di tuliskan di atas kain batik dengan guratan gambar maupun motif menggunakan cairan malam memunculkan kebanggan tersendiri, sehingga kreatifitas wajib untuk terus di gali dan selalu di tuangkan dalam karyanya untuk terus menemukan motif batik terbaru.

“Saya sering mengikuti lomba desain batik di Jogjakarta, Solo. Dan Alhamdulillah dalam ajang loba desain batik Kabupaten Pekalongan saya meraih juara tiga,” ungkapnya.

Batik Cirebon - Pria berambut cepak ini mengatakan, menciptakan karya dalam ajang lomba yang di ikuti oleh puluhan desainer batik di nusantara dengan karyanya “Batik Piring Pekalongan”, batik tersebut menggambarkan kisah sejarah kabupaten Pekalongan yang memiliki banyak unsur batik yang tertuang dalam karyanya. Hasilnya, “Batik Piring Pekalongan” mampu merebut hati dewan juri.

“Batik Piring Pekalongan banyak tercover unsur sejarah, seperti perjalanan Belanda, Portugis, Jepang yang tercakup dalam batik itu menjadi ide saya. Harapannya Pekalongan akan mempunyai motif batik sendiri, yang dapat dipatenkan menjadikan ciri khas batik milik Pekalongan,” tegasnya.

Batik Cirebon - Di tengah dominasi batik printing, upaya untuk tetap melestarikan batik tulis memiliki kekuatan tersendiri. Batik tulis mempunyai kekuatan tidak akan mudah di tiru, tentu saja akan berdampak pada kelangsungan perusahaan yang akan tetap mampu bertahan pada kondisi tersebut, yakni dengan terus berinovasi menciptakan desain batik terbaru yang mempunyai nilai seni tinggi.

“Ibarat sniper atau penembak jitu kita harus tahu sasaran bidik yang dilakukan pasaran batik printing yang mudah ditiru, ketika motif tertentu tengah laris di pasaran. Sehingga ciri khas batik perlu terus digali dan dikembangkan di Pekalongan,” ungkap  pria yang mengeluti bisnis batik sutra dari tahun 1992 ini yang pernah menjuarai beberapa lomba desain batik di beberapa kota. ( Batik Cirebon )

Sunday, January 18, 2015

Batik Cirebon - Batik Akan Dimasukkan Kedalam Pelajaran Sejarah

Batik Cirebon
Pengrajin Batik Sedang Membuat Motif Tumbuhan
Batik Cirebon - Pakar batik Universitas Sebelas Maret (UNS), Sariyatun mengusulkan agar batik bisa dimasukkan ke dalam pembelajaran IPS. Mengingat banyak masyarakat, terutama generasi muda tak lagi mengenal batik sebab motif nya yang kuno dan tidak modis menurut para remaja masa kini sehingga mereka minder dengan batik.

“Padahal batik menjadi salah satu simbol Indonesia dan Kota Solo , kita harus lestarikan dengan menggunakannya sehingga masyarakat mengerti bahwa batik sangat modis dipakai kapanpun,” ucap Sariyatun kepada wartawan, Senin (1/12).

Batik Cirebon - Pihaknya mengakui sekarang ini masyarakat tak lagi mengenal budaya sendiri. Ditambah lagi masyarakat kurang memberikan apresiasi terhadap batik. Hal ini bisa jadi sebagai akibat dampak globalisasi homogenitas budaya bisa-bisa batik di klaim oleh negara lain seperti budaya kita yang lain yang sudah di klaim oleh negara lain.

Oleh karena itu, menurut Sariyatun sudah saatnya pemerintah daerah memasukkan pembelajaran batik, termasuk nilai filosofinya ke dalam mata pelajaran IPS. Salah satunya karena batik mengandung nilai kearifan lokal.

Sariyatun notabene merupakan guru besar Pendidikan IPS FKIP UNS ini mengatakan sudah waktunya mata pelajaran IPS tidak musti banyak bermaterikan sejarah, namun seyogyanya menjadi pembelajaran peserta didik untuk mempelajari nilai-nilai budaya indonesia termasuk Batik.

“Melalui pembelajaran batik dapat  menanamkan nilai karakter dan nilai filosofis batik, juga menanamkan jiwa kewirausahaan,” jelasnya.

Jangan pernah menyia-nyiakan budaya yang telah kita perjuangkan selama ini demi persatuan bangsa dan Tanah air kita yaitu Indonesia, Wujudkan cinta kita terhadap Indonesia dengan mengakui budaya kita sendiri dengan cara melestarikannya seperti mengenal Batik dan menggunakan nya. ( Batik Cirebon )

Saturday, January 17, 2015

Batik Cirebon - Pecahkan Rekor Dunia Dengan 1500 Karya Batik

Batik Cirebon
Penghargaan Rekor Dunia 1500 Karya Batik Diberikan Untuk Siswa dan Siswi Sekolah St Aloysius
Batik Cirebon - Karya siswa-siswi Sekolah Santa Aloysius Bandung meraih rekor dunia MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) karya batik terbanyak yang dibuat oleh siswa sekolah. Rekor dunia ini diperoleh karena apa yang sekolah tersebut lakukan, belum pernah dilakukan oleh sekolah mana pun di Indonesia bahkan di dunia.

"Sebanyak 1500 karya batik yang dibuat siswa Aloysius ini saya resmikan sebagai rekor dunia," kata Ketua Umum MURI Jaya Suprana pada acara pameran batik karya 1500 siswa St Aloysius di Jalan Batununggal Kota Bandung Bandung, Jumat (16/1).Penghargaan dari MURI tersebut diserahkan oleh Anggota Komisi X DPR RI Otje Popong Djundjunan (Ceu Popong) kepada Ketua Yayasan Mardiwijana- Yayasan Satya Winaya Bandung, Dr Ir Sherly Iliana.

Jaya mengungkapkan  karya batik dari siswa St Aloysius tersebut, layak diberikan penghargaan rekor dunia karena batik saat ini sudah menjadi salah satu bagian warisan kebudayaan dunia dan telah diakui oleh UNESCO.

"Karya mereka ini menandakan kalau generasi muda di sini mencintai indonesia. Kalau generasi muda kita tidak punya kecintaan terhadap terhadap kebudayaan maka Indonesia akan hilang," ungkap Jaya.

Batik Cirebon - Ditempat yang sama, Dr Ir Sherly Iliana mengatakan batik dipilih sebagai karya yang harus dibuat oleh siswanya karena batik saat ini semakin diminati oleh masyarakat. "Lewat kegiatan ini kami juga ingin menumbuhkan, memupuk dan semakin kecintaan anak-anak muda, terhadap kebudayaan aslinya yakni batik," katanya.

Selain karya batik berupa kain, para siswa  juga diajari membuat karya batik berupa tas, taplak meja dan lain-lain. Hasil karya batik tersebut juga dipamerkan untuk umum dari tanggal 16-18 Januari di Komplek Sekolah Santo Aloysius Jalan Batununggal Indah Kota Bandung.

Untuk pameran ini, siswa mempersiapkan diri membuat karya batik selama empat bulan. "Pelajaran membuat batik ini kami masukkan dalam jam pelajaran sekolah dilakukan selama 4 bulan. Meski banyak siswa belum pernah membatik, namun mereka semangat belajar," pungkasnya.( Batik Cirebon )

Friday, January 16, 2015

Batik Cirebon - Veronika Ahok: Harus Lebih Kreatif Pakai Batik

Batik Cirebon - Keinginan untuk melestarikan busana dan kain tradisional seharusnya bukan hanya di bibir saja. Namun kain tradisional ini juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

"Saya mengajak semua untuk bisa melihat sejarah. Batik misalnya kini sudah bisa diterima dan dipakai banyak orang," kata Veronica Tan, istri Basuki Tjajaja Purnama saat pembukaan pameran Pilgrimage di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Kamis (17/1) malam.

Sekalipun kain batik, tenun, songket ini adalah kain tradisional namun kini ia melihat bahwa wastra tradisional ini sudah harus bisa lebih lintas generasi.

"Selama ini saya berpikir kalau batik itu hanya dipakai untuk orang tua, tapi sebenarnya enggak juga," ujarnya.

Batik Cirebon - Ia menambahkan, batik itu bisa dipakai oleh semua usia, tergantung bagaimana paadu padannya. Jika bisa dipadu dengan baik, maka hasilnya pun juga akan terlihat baik dan indah dipandang. "kreatif saja," ucap Vero.

Untuk itu, Vero menyarankan agar semua orang dari semua generasi untuk lebih mempopulerkan batik dan kain tradisional lainnya dengan cara memakainya dalam aktivitas sehari-hari. "Semua harus dimulai dari diri sendiri. Misal di Jakarta saja bisa memakai batik, daerah lainnya juga ikutan, maka produk dalam negeri bisa berkembang, Indonesia pun hebat," katanya.

Istri Ahok ini mengatakan kalau ia sendiri sangat menyukai aneka kain tradisional. Salah satunya ditunjukkan saat pelantikan sang suami menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kala itu, Vero menggunakan kebaya encim putih bernuansa peranakan karya desainer Didi Budiardjo.( Batik Cirebon )

Thursday, January 15, 2015

Makna Dari Motif Batik Cirebon Yaitu Mega Mendung

Batik Cirebon
Hasil Drapping Kain Batik Tulis Megamendung by Batik Trusmi
Batik Cirebon - Mega Mendung adalah salah satu motif batik khas Cirebon yang paling dikenal oleh khalayak. Motif ini menggambarkan bentuk sekumpulan awan di langit. Konon menurut sejarah Cirebon, motif ini terbentuk ketika seseorang melihat bentuk awan pada genangan air setelah hujan dan cuaca saat itu sedang mendung.

Sehingga seseorang itu menuangkan idenya untuk menggambar awan yang telah di lihat melalui genangan air tersebut dengan bentuk awan yang bergelombang. Oleh sebab itu, terbentuklah motif Mega Mendung (Mega= Awan, Mendung=cuaca yang sejuk/adem) dengan warna dasar merah dan awan yang berwarna biru dengan tujuh gradasi warna sebagai warna orisinilnya yang terkenal dari Cirebon.

Batik Cirebon - Arti dari motif Mega Mendung ialah awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung. Selain arti, motif Mega Mendung juga memiliki makna atau filosofi bahwa setiap manusia harus mampu meredam amarah/emosinya dalam situasi dan kondisi apapun, dengan kata lain, hati manusia diharapkan bisa tetap ‘adem’ meskipun dalam keadaan marah, seperti halnya awan yang muncul saat cuaca mendung yang dapat menyejukkan suasana di sekitarnya.

Kemudian makna dari warna batik Mega Mendung ini merupakan lambang dari seorang pemimpin dan awan biru sebagai sifat seorang pemimpin yang harus bisa mengayomi seluruh masyarakat yang dipimpinnya.

Beralih kepada gradasi warna yang berada di ornamen awannya, gradasi asli dari batik Mega Mendung ini adalah tujuh gradasi yang maknanya diambil dari lapisan langit yang memiliki 7 lapis, begitupun bumi yang tersusun atas 7 lapisan tanah, dan jumlah hari dalam seminggu  sebanyak 7  hari.

Batik motif Mega Mendung memang nampak sederhana, akan tetapi motif ini dalam akan makna/ filosofi yang dimilikinya.

Sebagai tambahan informasi agar tidak salah kaprah dengan makna gradasi warna, bahwa sekarang gradasi warna batik Mega Mendung telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga, gradasinya dapat dikurangi atau diminimalkan menjadi 3-5 gradasi sesuai pesanan. Bahkan sudah ada juga batik Mega Mendung yang sengaja tidak diberi gradasi warna pada motif awannya karena tuntutan yang dibutuhkan oleh pasar.( Batik Cirebon )

Wednesday, January 14, 2015

Batik Cirebon - Subang Miliki Batik Motif Prasejarah

batik cirebon
Lutfi Yondri, memerlihatkan motif batik khas Subang yang diambil dari pola yang terdapat dalam artefak bejana perunggu peninggalan masa pra sejarah.
Batik Cirebon -  Masyarakat Kabupaten Subang patut berbangga sebab motif batik khas kota nanas ini bakal segera diluncurkan ke publik. Terlebih ada yang khas dari motif batik Subang yang menjadikan pembeda dengan batik dari daerah lain.

Pakar pra sejarah dari Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri, mengatakan, yang khas dari batik Subang ini, motif batiknya digali dari corak artefak bejana perunggu. Itu merupakan pe ninggalan zaman pra sejarah yang ditemukan di wilayah Subang. Menurut Lutfi, pengambilan corak prasejarah untuk dijadikan motif batik merupakan langkah besar dan berani. Sebab, tidak banyak daerah yang melakukan langkah seperti ini.

“Ini akan menjadi ke banggaan tersendiri bagi Subang, memiliki motif batik yang orisinil yang diambil dari peninggalan pra sejarah,” papar Lutfi kepada KORAN SINDO usai memberikan pandangannya dalam kegiatan ‘Ngadabrul Corak Artefak Purba Untuk Motif Batik Subang’ yang dihelat di gedung Wisma Karya, Kota Subang.

Batik Cirebon - Dia menerangkan, bejana perunggu merupakan peninggalan zaman perunggu yang hanya tiga ditemukan di Indonesia, yakni di Madura, Kerinci dan Subang. “ dan batik cirebon tidak termasuk batik prasejarah, Yang ditemukan di Subang adalah yang terbesar dengan corak yang paling lengkap dibandingkan dengan yang ditemukan di daerah lain,” ucapnya. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemudan dan Olahraga Kabupaten Subang, Asep Nuroni, mengaku bangga Subang memiliki benda pra sejarah dari zaman perunggu yang terbesar di Indonesia.

Artefak ini berasal dari 2.000 tahun yang lalu. Yang lebih menarik, pada artefak bejana perunggu tersebut ada corak yang bisa diangkat menjadi motif batik khas Subang. “Motif khas batik ini akan segera kami luncurkan dan nantinya akan menjadi batik kebanggaan warga Subang,” tutur Asep.( Batik Cirebon )

Tuesday, January 13, 2015

Deddy Mizwar : Batik Cirebon dapat Jadi inspirasi bagi Daerah Lain


Batik Cirebon
Deddy Mizwar Ketika Mengunjungi Pusat Grosir Batik Trusmi Batik Cirebon
Batik Cirebon telah berkembang secara signifikan yang ditandai dengan keberadaan sentra industri batik. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar menyatakan, pertumbuhan industri batik khas Cirebon dapat menjadi inspirasi bagi kota/kabupaten lainnya untuk mengembangkan industri batik khas daerahnya.
"Batik Cirebon dapat menjadi model dan inspirasi bagi perkembangan industri batik di Jabar," kata Deddy, akhir pekan lalu. Keberadaan Batik Trusmi sebagai sentra industri batik telah membuat Cirebon dikenal tidak hanya di Jabar tetapi juga di Indonesia. Bahkan, batik Cirebon telah dikenal hingga mancanegara. Motif batik yang khas menjadi salah satu faktor yang membuat batik Cirebon berkembang baik.
Sentra batik Cirebon pantas di jadikan percontohan untuk industri batik lain karena popularitasnya. Salah satu yang ikut meramaikannya adalah tentu saja dari motif batik mega mendung. Seperti beberapa hari yang lalu tentang kabar di klaimnya motif batik mega mendng dari Cirebon oleh turki, hal itu langsung membuat para netizen marah.
Marahnya netizen menggambarkan eksistensi dari mega mendung di Indonesia, bukan hanya orang Cirebonnya saja yang mengetahui, namun hampir semua orang di seluruh Indonesia bahwa megamendung adalah milik Cirebon, bahkan dunia pun mengetahui bahwa mega mendung adalah milik Indonesia, Cirebon terutama.
Sentra batik di Batik Cirebon sangat ramai sekali di kunjungi pada saat hari libur. Ini yang sepantasnya di contoh oleh pemerinah daerah pengrajin batik lain. Sentra pengrajin batik juga berperan untuk memberikan pekerjaan bagi warga daerah. Dengan ramainya sentra pengrajin batik dengan promosi yang tepat maka akan sangat menguntungkan, baik itu untuk pemerintah maupun untuk warganya sendiri.
Pemerintah perlu menjembatani antara usaha dengan pengrajin dengan cara melakukan promosi. Promosi sentra pengrajin batik bisa menggunakan tema pariwisata. Dengan promosi yang tepat dan pembangunan insftatrukturnya yang menunjang, maka bukan tidak mungkin hal itu bisa menumbuhkan persaingan antara daerah pengrajin batik. Dalam artian bukan persaingan negatif, melainkan persaingan dalam membangun insfrastruktur sentra batik agar semakin ramai di kunjungi dan di minati warga negara Indonesia.