Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Sunday, March 29, 2015

Batik Cirebon - Bupati Yusran Perkenalkan Batik Khas Penajam

Batik Cirebon - Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Yusran Aspar memperkenalkan kain batik khas Penajam. Bersama istrinya, Ny Rustini Yusran, bupati menjelaskan mengenai corak kain batik tersebut.

Yusran mengaku kain batik ini sebagian motif merupakan idenya. "Bukan sih saya yang desain. Hanya memberikan ide-ide dalam motif kain batik ini," kata Yusran saat menjamu wartawan di kediamannya Jalan H Habbe, Kilometer 8, Kelurahan Nipah-nipah, Kamis (26/3/2015).

Batik Cirebon - Motif kain batik katanya, selain rusa menjadi ciri khas Penajam, juga ada rotan. Karena rotan pernah terkenal Penajam dan Paser menjadi sentra rotan di Kaltim bahkan Indonesia.

"Ada juga bunga yang menyimbolkan bahwa PPU sedang berkembang," ucapnya.

Meski kain batik yang diperkenalkan dominasi warna kuning dan ungu, namun Yusran tetap memberikan kebebasan kepada siapapun untuk melakukan inovasi yang penting ciri khas rusa tidak hilang.

"Terserah mau warna apa yang penting gambar rusa jangan sampai hilang, karena itu menjadi ciri khas penajam," tandasnya.( Batik Cirebon )

Saturday, March 28, 2015

Batik Cirebon - Batu Akik Motif Batik Banyak Di Incar

Batik Cirebon
Inilah Penampakan Batu Akik Motif Batik Asli Rohul
Batik Cirebon - Batu akik bermotif Batik Suligi yang punya motif lebih spesifik dan menarik telah menjadi batu khas asal Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Batu ini kini banyak diburu para kolektor batu cincin dari berbagai di Indonesia.

"Batu akik motif Batik ini sementara waktu hanya ada di Rokan Hulu, belum ditemukan di daerah lain," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Rohul, Yusmar Yusuf, Kamis (12/3/15).

Yusmar memperkiraan potensi batu akik motif Batik banyak ditemukan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Bukit Suligi, di Kecamatan Tandun dan Kecamatan Rokan IV Koto.

"Kita bangga punya batu akik khas yang bermotifkan Batik. Sebab setiap orang beda selera motifnya. Batu ini bisa dipakai serasi dengan pakaian yang dipakainya, baik sebagai batu cincin atau aksesoris lain," ujarnya.

Batik Cirebon - Yusmar mengungkapkan ada kelebihan dari batu akik motif Batik, salah satunya kaya warna, seperti merah, merah muda, biru, putih, hijau, dan warna lainnya. Batu jenis ini sudah beberapa kalinya menang kontes.

"Batu motif ini disebut Batik karena memang mirip kain batik," jelas Yusmar, mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Rohul, Riau.
Selain batu akik motif Batik, batu akik motif Blue Rokan dan Solar Rokan lebih dulu mendunia. Blue Rokan dan Solar Rokan sudah beberapa kalinya menang kontes batu akik di beberapa daerah.( Batik Cirebon )

Friday, March 27, 2015

Batik Cirebon - Menteri Koperasi dan UKM Kagumi Batik Andalan RAPP

Batik Cirebon - Usaha PT RAPP memberdayakan ekonomi kreatif memperoleh selalu memperoleh animo positif. Meneteri Koperasi serta UKM kagumi batik andalan RAPP.

Menteri Koperasi serta Usaha Kecil Menengah (UKM), Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, menyempatkan diri berkunjung ke PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau, Rabu (25/3) di sela-sela kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pelalawan, Riau. Dalam kunjungan secara singkat ini, Puspayoga yang didampingi oleh Bupati Pelalawan, HM Harris itu, disambut oleh Deputi Direktur Operasional PT RAPP, Mhd. Ali Shabri, serta Direktur RAPP, Mulia Nauli.

Puspayoga yang terlihat kenakan batik berwarna coklat itu juga di ajak berkeliling melihat-lihat ruang RGE Technology Centre (RTC) untuk memperkenalkan sistem pembuatan kertas oleh RAPP. Puspayoga juga terlihat ketertarikan dengarkan penjelasan dari Host (Pemandu) RTC. Selesai berkeliling, Puspayoga meneruskan tour ke ruang pameran batik Bono yang di gelar oleh Rumah Batik Andalan RAPP. Batik bono jadi salah satu batik andalan yang di produksi oleh Rumah Batik Andalan binaan program Pemberdayaan Orang-orang atau Community Development (CD) RAPP.

Batik Cirebon - Ali Shabri juga menuturkan bahwa Batik Bono sebagai andalan itu telah banyak dipesan dari pihak Pemerintah Provinsi Riau serta jadi salah satu motif batik yang banyak disenangi oleh orang-orang.

"Ini motif Batik Bono, Pak. Andalan kita juga disini, di Rumah Batik Andalan, " tutur Ali.

Langkah melestarikan budaya membatik oleh RAPP ini lalu diapresasi oleh Menteri Puspayoga. Diakuinya tertarik dengan batik-batik yang di produksi oleh Rumah Batik Andalan. " Kelak saya ingin lihat batik ini lagi, " komentarnya singkat.

Batik Cirebon - Kunjungan singkat yang seputar 30 menit ini, disudahi dengan penanaman pohon Eucalyptus di halaman depan gedung RTC. Puspayoga berbarengan deretan manajemen, Jelo Singh, beserta Mhd. Ali Sabri juga kompak menyimpan benih Eucalyptus.

"Wah ini tanam pohon. Saya telah umum nih tanam pohon. Ini di beri pupuk gini kan, " katanya sambil tertawa renyah serta tunjukkan kemahirannya menabur pupuk.

Menteri Puspayoga juga direncanakan bakal menginap di Hotel Unigraha RAPP sepanjang kunjungan kerjanya di Kabupaten Pelalawan. Ia juga diagendakan bakal bersua beberapa petinggi daerah selesai bertandang ke RAPP. Pada awal mulanya, salah satu Menteri Kabinet Kerja, yaitu Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara serta Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Yuddy Chrisnandi juga sudah menyempatkan diri di sela-sela kunjungan kerja dianya berkunjung ke RAPP sekian waktu lalu. ( Batik Cirebon )

Thursday, March 26, 2015

Batik Cirebon - Batik Jambekusuma Raih Juara

Batik Cirebon - Kompetisi UKM Kendal 2015 yang diselenggarakan BPR BKK Kendal bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kendal, menobatkan Sanggar Batik Jambekusuma di Desa Jambearum, Kecamatan Patebon, sebagai pemenangnya.

Paguyuban dengan jumlah anggota 15 orang tersebut, mampu menyisihkan 10 finalis UKM lainnya, yang juga sangat berpengaruh untuk perekonomian di Kabupaten Kendal. Sementara itu, Bilqis Accessoris harus puas berada di peringkat kedua, diikuti Glow Lamp pada peringkat ketiga.

Dirut BPR BKK Kendal, Ahmad Mundolin, mengungkapkan, selain lomba UKM Kendal 2015 ini, dalam rangka memperingati HUT Merger ke-8 BPR BKK Kendal, pihaknya juga telah menggelar bakti sosial, berupa pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu.

Batik Cirebon - Santuan tersebut diberikan kepada tiga panti asuhan, yakni PA Darul Hadlonah Muslimat NU, PA Ning Amariyah Suparjo PKU Muhammadiyah, dan PA Hidayatullah Al Furqon. “Selain kegiatan itu, kami juga memberikan bantuan lima gerobak sampah kepada lima pasar tradisional di Kendal,” ungkapnya.

Pada kesempatan lain, Ketua Hipmi Kendal, Nanang Husni Faruk, mengatakan, kompetensi UKM Kendal 2015 merupakan kegiatan yang diselenggarakan BPR BKK Kendal, sebagai bagian dari apresiasi yang cukup tinggi, kepada para pelaku UKM yang telah menunjukkan hasil karyanya, serta berpotensi untuk berkembang. Melalui kompetisi tersebut, penghargaan diberikan kepada mereka yang mampu menunjukkan prestasi dan kreativitas, serta mampu menghasilkan nilai inovasi.

Diharapkan, usaha yang dijalani mampu bertahan, berkembang dan berkelanjutan. “Kegiatan ini berpotensi untuk menciptakan lapangan kerja baru dan peduli terhadap lingkungan. Diharapkan juga mampu mendorong munculnya inisiatif usaha yang terkait, di Kabupaten Kendal,” ujarnya. (Batik Cirebon)

Wednesday, March 25, 2015

Batik Cirebon - Batik di New York yang Dikenakan Cinta Laura Ini Mengagumkan

Batik Cirebon - Indah!!. Tersebut banyak komentar yang dialamatkan ke baju pesta yang dikenakan artis Cinta Laura ini dalam satu acara fesyen yang diselenggarakan di New York akhir minggu ini.

Batik Cirebon - Cinta ada disini isi akhir pekannya di negeri Paman Sam itu. Serta banyak juga yang demikian meyakini bila ini yaitu salah satu design berbahan batik yang turut menyemarakkan peragaan itu.

Batik Cirebon - Itu karena tidak cuma gaun ini didominasi bahan hitam yang non batik, namun juga karena motif batik ini tak umum.

Cinta Laura mengakui sangatlah bangga kenakan rancangan desainer Michelle Tjokrosaputro yang juga bermukim di New York sana.

“Momen yang mengasyikkan di acara J Spring Fashion Show. Terima kasih untuk Michelle untuk koleksi batiknya yang mempesona ini, ” tutur Cinta, seperti dikutif di instagramnya. ( Batik Cirebon )

Tuesday, March 24, 2015

Batik Cirebon - Perajin Batik Magelang Kembangkan Pewarna Alami

Batik Cirebon - Perajin batik di Dusun Pending Wetan, Desa Girirejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah berinovasi mengembangkan pewarna alami untuk menghasilkan produk kain batik yang ramah lingkungan.

Seorang perajin batik, Sylvia Eriana di Magelang, Sabtu mengatakan, bahan pewarna alam yang digunakan antara lain daun mangga, daun putri malu, daun sawo hijau, daun jambu biji, kulit kayu mahoni, kayu tingi, kayu tegeran, kayu jambal, kulit jalawe, dan daun indigovera.

"Kami mulai merintis usaha batik sejak 2011 dengan memanfaatkan ketersediaan bahan alam untuk pewarnaan yang dituangkan dalam karya kreativitas batik," katanya.

Ia mengatakan, untuk memberikan kepuasan pelanggan terhadap pelanggan, desain motif adalah desain motif pribadi yang dipadukan dengan warna-warna alam sehingga merupakan karya-karya "limted edition" berupa kain batik yang unik dan elegan.

"Selama ini kami hanya memproduksi kain batik dari bahan pewarna alam, jadi warna alam itulah yang dieksploitasi sehingga menciptakan kreasi kain warna alam yang kemudian orang mengenal kain tersebut dengan istilah kain krenova warna alam," katanya.

Batik Cirebon - Ia mengatakan kain batik dan kain krenova warna alam yang dihasilkan oleh tangan-tangan kreatif orang Magelang asli yang mempunyai dedikasi tinggi untuk meningkatkan dan memajukan batik asli Magelang.

"Tidak hanya dapat dipakai di industri fashion tetapi sebagai kain yang dihaslkan dari bahan warna alam yang ramah lingkungan diharapkan menjadi inspirasi bahwa warna alam menyuguhkan warna-warna indah yang tidak kalah dengan bahan pewarna sintetis," katanya.

Ia mengatakan batik dengan bahan pewarna alam banyak peminatnya, hingga saat ini pemasarannya antara lain Semarang, Jakarta, Riau, dan Kalimantan.

"Harga kain batik dengan bahan pewarna alam dengan paling murah Rp200 ribu per lembar hingga jutaan rupiah per lembar," katanya.( Batik Cirebon )

Monday, March 23, 2015

Batik Cirebon - Aura Kasih Ingin Menggunakan Batik Pada Saat Pernikahan

Batik Cirebon
Aura Kasih Saat Menggunakan Kebaya dan Batik
Batik Cirebon - Penampilan Aura Kasih terlihat berbeda ketika mengisi sebuah acara Wedding Exhibition lalu. Dara cantik itu memakai busana batik yang membuatnya semakin terlihat anggun.

Aura Kasih sendiri ternyata merasa sangat senang dengan berpenampilan ala putri Indonesia tersebut. Hal itu diungkapkannya ketika ditemui dalam sebuah kesempatan di Balai Sudirman, Tebet, Jakarta Selatan pada (22/3).

"Aku senang banget apalagi tema Indonesia. Karena wedding tradisional ya, pakai batik, senang banget," ujar pelantun lagu Mari Bercinta tersebut.

Batik Cirebon - Bukan hanya merasa senang, memakai batik kebaya lengkap dengan sanggul dianggapnya mampu membangkitkan inner beauty seseorang. Alasan itulah yang membuatnya excited banget dengan penampilannya kali ini.

"Pasti ya. Karena aku sanggulan, full make-up sama pakai kebaya. Aku memang nyaman pakai baju batik atau yang tradisional ya aku suka banget dan inner beauty-nya bakal keluar sendiri," ujar Aura Kasih.

Namun, penampilan anggunnya kali ini sepertinya belum menjadi sebuah inspirasi untuk pernikahannya kelak. "Yang pasti aku memang suka baju-baju tradisional. Batik suka banget. Kalau terinspirasi belum tahu ya. Nikahnya aja juga belum tahu kapan," pungkas artis yang dikabarkan dekat dengan Glenn Fredly tersebut. ( Batik Cirebon )

Sunday, March 22, 2015

Batik Cirebon - Mengungkap Pengaruh Syariat Islam terhadap Seni Corak Batik

Batik Cirebon - Syariat Islam membawa pengaruh tersendiri pada pertumbuhan batik di Tanah Air. Salah satunya bisa dilihat dalam motif Pelo Ati yang menjadi ciri khas corak batik Rifa'iyah.

Secara umum, ragam hias pelo ati menggambarkan dua motif ayam dengan kepala terpenggal. Pada bagian tubuhnya menunjukkan ragam hias menyerupai bentuk hati, dan pada motif ayam lainnya terdapat pelo.

"Batik pesisir ini dipengaruhi budaya warga Rifa’iyah yang berpegang teguh pada ajaran Syaikh Ahmad Rifa’i ber-madzhab Imam Syafi’i," ujar dosen sekaligus peneliti Kriya Tekstil Mode Telkom University Bulan Prizilla, Jumat (20/3/2015).

Bulan mengatakan, karena mengikuti syariat Islam, batik Rifa’iyah menghindari unsur motif binatang atau manusia. Kalaupun ada unsur tersebut, maka akan digambarkan tidak utuh melainkan sebagian tubuh tertentu saja. Misalnya hanya menggambarkan sebagian tubuhnya saja atau menghiasnya dengan corak tumbuhan.

Seperti Pelo Ati yang digambarkan dengan motif-motif bunga dan dedaunan. Secara filosofis, ragam hias Pelo Ati memiliki pemaknaan dakwah terhadap ajaran Syaikh Ahmad Rifa’I mengenai ilmu Tasawuf.

“Motif ayam pada batik Pelo Ati mengibaratkan mahluk hidup. Dan manusia adalah makhluk hidup yang memiliki hati. Pada kitab Tarajumah, terdapat delapan sifat manusia yakni zuhud, qana’at, shabar, tawakal, mujahadah, ridla, syukur dan ikhlas,” tutur Bulan.

Pada ragam hias batik Pelo Ati juga terdapat gambar ampela burung yang digambarkan berada di luar tubuh burung. Kata Bulan, ampela adalah tempatnya kotoran dan harus dibuang. Bulan mengungkapkan, gambaran ampela mengibaratkan sifat-sifat  buruk manusia  yang harus dibuang.

Batik Cirebon - Dalam kitab Tarajumah disebutkan sifat buruk manusia yakni hubbu al-dunya, thama’, itba’ al-hawa, ‘ujub, riya, takabur, hasud dan sum’ah. “Batik Pelo Ati Rifa’iyah menggunakan pewarnaan tiga negeri, dimana warna-warna ini melambangkan prinsip hidup  yang dipegang masyarakat Rifa’iyah yakni Ushuliddin, Fiqih dan Tasawuf,” kata Bulan.

Hukum Islam ajaran Syaikh Ahmad Rifa’I, kata Bulan, melarang penggambaran mahluk hidup selain tumbuh-tumbuhan pada pakaian. Kecuali jika binatang itu dalam kondisi mati. Misalnya ditandai dengan kondisi kepala terpotong atau memotong bagian tubuh lainnya yang menyimbolkan binatang tersebut telah mati.

Hal ini diperuntukan agar karya seni batik tidak menimbulkan perbuatan syirik bagi pembuatnya maupun penggunanya. "Penggambaran ini tampak pada motif Pelo Ati batik Rifa’iyah yang dilandaskan pada ajaran Syaikh Ahmad Rifa'i, pendisi Pesantren Kalisalak, Limpung Batang," ucap dia.

Bulan menambahkan, Rifa’iyah diambil dari nama tarekat yang didirikan oleh KH Ahmad Rifa’I di mana komunitasnya muncul di Kalisalak, Batang Jawa Tengah sekitar tahun 1850.

Syaikh Ahmad Rifa’I tercantum sebagai salah satu pahlawan nasional sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono hingga sekarang. Menurut ajaran Syaikh Ahmad Rifa’I, Islam memiliki aturan yang harus dipatuhi dalam penggambaran, terutama penggambaran makhluk hidupnya.

“Sebagian besar Batik Rifa’iyah mempunyai nilai seni sangat tinggi. Motif dan coraknya sangat kental dengan nilai-nilai Islam dan nilai-nilai budaya kehidupan masyarakatnya,” tutup Bulan.( Batik Cirebon )

Saturday, March 21, 2015

Batik Cirebon - Wajah Cantik Batik, Dulu dan Kini

Batik Cirebon - Satu kata yang identik dengan batik adalah Indonesia. Tak dimungkiri batik memang jadi ikon tradisi masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Batik sebenarnya berasal dari kata amba (menggambar atau menulis) dan titik.

Batik adalah sebuah proses menggambar dan menggabungkan titik dengan garis di atas selembar kain. Proses ini dibuat dengan menggunakan alat bernama canting dan berisi malam (lilin). Jadi batik adalah proses, dan bukan sebuah motif.

Meski memiliki banyak campuran kebudayaan, namun perkembangan batik banyak dipengaruhi oleh masyarakat Jawa. Kala itu semua batik dibuat handmade, jenis batik ini dikenal dengan nama batik tulis. Proses pengerjaannya yang lama membuat batik cukup sulit dikembangkan massal. Tak heran jika dulunya batik hanya dimiliki oleh beberapa kalangan masyarakat menengah ke atas.

Batik pun memiliki banyak motif, misalnya kawung, parang, sidomukti, sidodrajat, ceplok, tumaruntum, dan lainnya. Semua motif ini memiliki makna dan artinya masing-masing. Karena mengandung makna mendalam, semua kain ini harus dipergunakan sesuai artinya. Batik Keraton misalnya, hanya boleh digunakan untuk anggota keraton. Sedangkan batik truntum digunakan untuk orang tua pengantin Jawa. Batik motif ini tak boleh digunakan oleh calon mempelai karena diyakini bisa memberi arti berbeda untuk mempelai.

Batik Cirebon - Karena kain ini merupakan kain tradisional, banyak anak muda modern yang tak ingin memakainya. Kain warisan ini dianggap kuno dan tak bergaya. Batik pun nyaris punah. Namun, gerakan cinta batik kemudian menggelora tatkala batik nyaris diaku-aku oleh negara tetangga. Rakyat Indonesia "marah". Rakyat Indonesia membuat gerakan Hari Batik. Pemerintah pun langsung mendaftarkan batik ke UNESCO sebagai warisan budaya. Bulan Oktober 2009, batik pun diakui sebagai Masterpiece of Oral and Intangible of Humanity dari Indonesia.

Batik kini

Proses pengakuan UNESCO terhadap batik membawa satu perubahan positif. Hal ini menjadikan masyarakat Indonesia jadi lebih sadar terhadap warisan budayanya sendiri. Desainer lokal pun berlomba-lomba untuk menciptakan berbagai busana anak muda yang trendi dari batik.

Batik menuai masa kejayaannya beberapa waktu lalu. Kejayaan batik ini tak ayal membuat kain tradisional lainnya juga jadi sorotan. Namun, fokus utamanya tetap terletak pada batik.

Gaung batik masih terasa sampai saat ini. Bahkan dalam berbagai kesempatan desainer Indonesia berkreasi dengan batik dan membawanya ke panggung dunia. Mel Ahyar, Iwet Ramadhan dan beberapa desainer Indonesia lainnya membuat batik jadi populer di Indonesia dan juga di dunia.

Batik Cirebon - Bukan cuma mengolah batik menjadi busana yang bergaya muda, namun desainer ini juga mengembangkan teknik tradisional ini. Batik bukan lagi tentang kainnya tapi juga tentang pengembangan motif baru. Mel Ahyar misalnya, untuk mengomersilkan batik, ia pun mengembangkan batik sebagai sebuah motif. Artinya ia berkarya dengan menghadirkan batik sebagai motif karyanya.

Karya ini akan ditampilkan dalam ajang fesyen mal premium di Jakarta beberapa waktu lalu. Mel berkreasi dengan batik Belanda dari abad ke-18. "Batik Belanda adalah adalah batik yang dikembangkan oleh orang Indonesia namun kala itu masyarakat Belanda ingin punya juga. Makanya mereka minta motif sendiri untuk di batik," kata Mel Ahyar, di Senayan City, Rabu (18/3).

Ditambahkan Mel, batik Belanda ini memiliki motif yang lucu, misalnya Hansel Gretel, Cinderella, sampai motif tank.

Berbeda dengan Mel, desainer Iwet Ramadhan. Iwet yang memfokuskan bisnisnya pada kreasi batik ini mengembangkan batik lewat kerjasama dengan pengrajin setempat. Namun, ia juga tak menutup kemungkinan untuk mengembangkan batik dengan menambahkan berbagai motif baru yang modern.

"Saya juga memodifikasi batik dengan inspirasi motif tradisional menjadi lebih modern," ucap Iwet.

Kini wajah batik bukan lagi wajah tradisional. Kini batik menjelma sebagai sebuah fesyen yang modern. Meski kini batik telah berkembang, namun batik tetap memiliki akar budaya dan cerita tradisi. Para desainer lokal mengaku langkah modifikasi batik ini adalah langkah untuk mengembangkan budaya tanpa merusak akarnya.

"Motif batik tradisional tidak bisa diplintir, maka langkah utama pengembangannya adalah membuat modifikasi atau menciptakan motif yang baru," ucap Mel.( Batik Cirebon )

Friday, March 20, 2015

Batik Cirebon - Batik Motif Ceplok, Parang, dan Semen Dilombakan di Yogya

Batik Cirebon - Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta menggelar lomba desain motif batik. Lomba ini didasarkan pada tiga motif batik khas Yogyakarta, yaitu ceplok, parang, dan semen. "Lomba ini terbuka untuk umum, tidak dibatasi domisili. Peserta bisa berasal dari mana saja," kata Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Rabu, 18 Maret 2015.

Peserta lomba sudah bisa mendaftar mulai hari ini dengan syarat menyerahkan karyanya. Pendaftaran paling lambat dikirim pada 7 Mei stempel pos. Karya diserahkan atau dikirimkan ke panitia lomba desain motif batik yang berada di Griya UMKM Kota Yogyakarta. Tri berharap jumlah karya yang masuk ke panitia lomba bisa mencapai setidaknya seratus desain motif batik.

Batik Cirebon - Peserta diminta menyerahkan karya dalam bentuk sketsa yang digambar di kertas berukuran A3. Panitia kemudian akan menyeleksi karya yang masuk dan memilih 20 desain terbaik. 

Desain yang terpilih tersebut kemudian akan dituangkan dalam batik tulis di kain sepanjang 2 meter. "Kami akan memilih enam karya terbaik untuk ditetapkan sebagai pemenang," ucapnya.

Sebanyak 14 peserta yang karyanya tidak terpilih akan memperoleh kompensasi uang sebesar Rp 300.000. Sedangkan enam peserta lain akan memperebutkan hadiah berupa uang tunai Rp 2-10 juta. Seluruh desain yang masuk, ujar dia, akan menjadi milik Dekranasda Kota Yogyakarta.

"Desain dari pemenang akan digunakan sebagai seragam bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun karya yang terpilih belum tentu karya dari pemenang pertama," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Pengembangan Mutu Kerajinan Dekranasda Kota Yogyakarta Lia Mustafa mengatakan lomba desain motif batik yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta tersebut tidak meniru lomba yang sama yang telah dilakukan di kabupaten lain di DIY. "Kami mendasarkan lomba ini pada motif batik tradisional yang sudah ada, bukan mengangkat motif yang benar-benar baru seperti di daerah lain," ujarnya.

Ia berharap peserta bisa mengkreasikan motif batik yang inovatif berdasarkan motif ceplok, parang, dan semen, termasuk menjaga filosofi yang dimiliki tiga motif tradisional itu. Desain batik dari peserta juga akan dipamerkan di Griya UMKM Kota Yogyakarta.( Batik Cirebon )

Thursday, March 19, 2015

Batik Cirebon - Bahan Baku Masih Impor, Industri Batik Terpukul Pelemahan Rupiah

Batik Cirebon - Pelemahan nilai ganti rupiah pada dolar AS ikut menanggung industri batik lantaran beberapa bahan baku mesti diimpor. Bila pelemahan nilai ganti rupiah tidak selekasnya terselesaikan, industri batik terancam keberlangsungannya.

"Melemahnya nilai ganti rupiah pada dolar AS menyebabkan harga beberapa bahan baku serta obat batik naik relatif tinggi. Hal semacam itu tentu punya pengaruh pada keberlangsungan usaha kerajinan batik, " kata Ketua Kamar Dagang Indonesia Kota Pekalongan, Riicsa Mangkula di Pekalongan, Minggu (15/3/2015).

Batik Cirebon - Riicsa mengungkap, sampai kini bahan baku batik berbentuk obat serta kain mori masih tetap mesti dihadirkan dari luar negeri hingga kenaikan dolar AS punya pengaruh negatif pada usaha kerajinan batik.

"Oleh karenanya, beberapa entrepreneur batik untuk sesaat ini pilih kurangi jumlah produksi bahkan juga berhenti produksi sembari menanti harga bahan baku kembali turun, " tuturnya.

Batik Cirebon - Ia menyampaikan sekarang ini jumlah industri batik yang masih tetap bertahan terus berproduksi cuma seputar 25 % lantaran perajin tak dapat hadapi kenaikan harga bahan baku serta kesusahan modal.

"Oleh karenanya, kami mengharapkan pemerintah bisa memberi jalan keluar bagaimana caranya beberapa pelaku usaha kerajinan batik bisa menyelenggarakan usahanya lagi tanpa ada dibayang-bayangi dengan kenaikan harga bahan baku serta obat batik, " tuturnya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, serta UMKM Kota Pekalongan, Supriyono menyampaikan bahwa nyaris 98 % bahan baku batik, seperti mori serta lilin dihadirkan dari luar negeri.

"Melemahnya nilai ganti rupiah pada dolar AS tak dan merta untungkan beberapa ekportir namun juga punya pengaruh pada pelaku usaha batik yang perlu yang akan datang bahan baku dari luar negeri, " tuturnya. ( Batik Cirebon )

Wednesday, March 18, 2015

Batik Cirebon - Dinda Kanya Dewi Koleksi Batik Warisan Keluarga

Batik Cirebon - Siapa yang tidak tahu dengan Artis Dinda Kanya Dewi, rupanya Artis yang satu ini tengah menyukai barang-barang produksi dalam negeri, salah satunya kain batik.

Tidak sembarang batik, tapi koleksi kain yang dimilikinya itu warisan turun temurun dari keluarga.
"Saya suka dengan kain-kain batik buatan lokal. Tapi koleksi batik yang paling banyak sih dari almarhumah mama aku," kata Dinda, ketika ditemui usai jumpa pers FILARTC, di Galeri Indonesia Kaya West Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2015).

Batik Cirebon - Menurutnya, karena dia anak perempuan paling kecil dikeluarga, sehingga dia mendapatkan banyak kain batik koleksi dari ibunya yang telah meninggal pada tahun 2014 lalu.

"Saya seneng banget soalnya sama kain batik. Karena kan batik kuno itu barang langka ya, jadi saya juga ingin melestarikan koleksi dari mama aku dan juga dari nenek aku itu. Saat ini aja aku pakai batik cap, dan desainnya juga unik," katanya.

Bahkan, Dinda mengaku berhati-hati untuk menjaga koleksi batik turunan dari keluarganya itu. Makanya, dia jarang meminjamkan kain batik koleksi turunan keluarganya kepada orang lain.

"Karena ada nilai histori keluarga saya juga, saya pakai biasanya suka pakai koleksi batik itu. Makanya saya ngga pinjamkan baju saya itu ke orang lain. Paling kalau emang mau kasih pinjem, baju yang saya beli aja," ungkap dara berusia 28 tahun itu.( Batik Cirebon )

Tuesday, March 17, 2015

Batik Cirebon - Produsen Batik Pekalongan Resah

Batik Cirebon - Masih terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) membuat resah produsen batik di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Biaya produksi batik menjadi lebih tinggi karena bahan baku sebagian besar impor.

"Sudah mulai terasa pada biaya produksi yang bertambah mahal," ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Kabupaten Pekalongan, Failasuf, Senin (16/3/2015).

Menurutnya, kenaikan biaya produksi batik tersebut diakibatkan bahan baku pembuatan batik yang hampir seluruhnya adalah barang impor. Kenaikan harga bahan baku itu sudah terjadi sekitar dua bulan terakhir.

"Biaya produksi otomatis naik. Sebab bahan baku pembuatan batik tersebut impor, seperti sutera, katun dan lilin. Apalagi melemahnya rupiah terjadi jangka panjang, akan sangat terasa berat sekali," ujarnya.

Batik Cirebon - Pria yang juga pengusaha batik tersebut mengungkapkan, naiknya biaya produksi otomatis naik pula harga jual batik tersebut. Sehingga dia khawatir, hal itu akan berpengaruh pada omset yang menurun.

"Kalau konsumen tidak bisa menerima kenaikan harga batik itu, otomatis omset kami turun. Untuk mensiasatinya, kami meningkatkan nilai seninya. Sehingga bisa mendongkrak harga batik yang sudah jadi," ungkapnya.

Melemahnya rupiah, lanjut dia, diperparah dengan kondisi cuaca yang tidak menentu dan cenderung banyak terjadi hujan. Sehingga produksi batik menurun.

"Hujan terus seperti ini juga mengganggu. Sebab, para perajin batik masih mengandalkan sinar matahari. Jadi penurunan produksi batik akibat hujan mencapai sekitar 30%. Saat puncaknya lalu malah menurun sampai 50%," terangnya.

Saat cuaca cerah, pihaknya memperbanyak produksi batik. Sementara saat terjadi hujan, dia mensiasatinya dengan menggarap produksi lain seperti design.

"Kalau produk batik tulis kan tidak dibuat massal, butuh inspirasi dan ide. Sehingga butuh waktu yang lama juga untuk produksi. Jadi saat cuaca jelek, kami siasati dengan produksi lainnya, misal design. Saat panas, kami perbanyak penjemuran," jelasnya.

Terpisah, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Pekalongan, Agus Dwi Nugroho, membenarkan hal itu. Menurutnya, saat ini terjadi tren kenaikan bahan baku batik setelah merosotnya nilai rupiah terhadap USD.

"Tingginya biaya produksi ini, membuat produsen batik semakin tertekan. Biaya produksi otomatis bertambah mahal. Namun tidak diikuti harga jual yang naik pula. Sebab daya beli konsumen di pasar menurun," terangnya.

Hal itu, lanjut dia, mengakibatkan omzet produsen batik mengalami penurunan. Pihaknya berharap, para produsen batik di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya tetap dapat bertahan dengan kondisi ini. "Saya harap para produsen batik tetap survive pada keadaan ini," terangnya.( Batik Cirebon )

Monday, March 16, 2015

Batik Cirebon - Kreasi Batik Anak Muda Masa Kini

batik cirebon
Tanpa Dijait pun Kain Batik Ini Dapat Dijadikan Gaun Yaitu Drapping
Batik Cirebon - Perkembangan zaman membuat batik semakin modern. Di fashion show bertajuk Bellazo by Flo yang digelar di La Moda Factory Outlet, Manahan, Solo, Selasa (10/3/2015), ditampilkan kreasi busana batik yang bisa dikenakan kalangan anak muda berkarakter energik dan berani.

Fashion show bertajuk Bellazo by Flo tersebut digelar desainer muda Florentina Indrawan, 26. Florentina menampilkan 18 rancangan yang baru saja diikutkan pada ajang pameran Indonesia Fashion Week 2015 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Florentina, desainer lulusan sekolah mode International Fashion Academy (IFA) Paris, menampilkan rancangan yang simpel namun tetap fashionable.

Mengenakan aneka blouse batik dari bahan sutra dan sedikit katun, para model tampil cantik dan energik, khas anak muda.

Sebagai pembuka fashion show, ditampilkan blouse warna ungu yang soft dengan model simpel, dipadu celana hitam yang modelnya terinspirasi dari celana popok bayi. Selanjutnya, ditampilkan blouse simpel tanpa lengan dengan model lipatan di bagian depan.

Blouse batik warna pink dengan model tumpuk di bagian depan terlihat elegan dipadukan celana hitam.  Selanjutnya ditampilkan blouse batik warna oranye dengan desain bagian belakang lebih panjang dibandingkan bagian depan. Baju atasan itu dipadu celana jins biru muda.

Batik Cirebon - Florentina juga menampilkan empat rancangan busana model mini dress dengan desain yang simpel. Salah satunya, mini dress berkerah warna merah lengan pendek dengan desain bagian belakang lebih panjang dibandingkan bagian depannya. Ada juga mini dress tanpa kerah dengan lengan pendek, mini dress berkerah warna kuning yang didesain tanpa lengan dan mini dress warna hijau tosca yang didesain tanpa kerah dan tanpa lengan, serta bagian bawah dirancang lebih longgar.

Selain busana wanita, Florentina juga menampilkan rancangan busana pria dengan desain lengan pendek dan lengan panjang. Florentina mengungkapkan koleksi yang ia tampilkan lebih ke arah kasual sehingga bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Desain yang simpel menjadi pilihan Florentina karena ia menyasar pasar segmen anak muda dan ibu-ibu muda.

“Aku juga pakai warna-warna soft, pastel agar anak-anak muda tertarik pakai batik. Kalau model, aku selalu ikuti tren,” ungkapnya kepada wartawan sebelum fashion show.( Batik Cirebon )

Sunday, March 15, 2015

Batik Cirebon - Pengrajin Batik Pantura Bangkrut

Batik Cirebon - Ratusan pengrajin batik dan kain tenun sarung tradisional di sepanjang Pantura, Tegal dan Pekalongan gulung tikar. Sementara sebagian lainnya terancam bangkrut akibat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus naik.

Selain kenaikan harga beli bahan baku benang, pembelian bahan baku yang menggunakan kurs USD ini menyebabkan pengrajin tradisional ini tidak mampu bertahan akibat kesulitan membeli bahan baku.

"Kita beli bahan baku benang sebagai bahan dasar kain batik dan sarung pakai dolar, karena bahan bakunya benang rayon impor dari Tiongkok dan Kanada. Produksi jadinya kita jual pakai rupiah. Jelas kami banyak merugi sehingga sebagian besar menutup usahanya,” ucap Jamaludin Alkatiri (55), salah seorang pengusaha sarung tenun asal kota Tegal, Sabtu (14/3/2015).

Batik Cirebon - Hal yang sama juga dikemukakan oleh Umi Azizah (50), pengrajin batik tulis dan batik cap asal Pekalongan. Menurut Umi, harga bahan baku benang impor saat ini juga sudah naik. Dia pun menggangap wajar jika sebagian besar pengrajin batik dan tenun sarung tidak bisa bertahan karena ketidakmampuan membeli bahan baku kain.

Saat ini harga bahan baku benang rayon USD1,8 per kilogram (kg). Sebelumnya hanya USD1,2 per kg. Hal tersebut diperparah dengan nilai dolar yang terus menerus naik. "Akibatnya, harga bahan baku terus menerus naik, sementara harga jual menggunakan rupiah," kata Umi.

Di kawasan Pantura, Tegal hingga Pekalongan, menurut umi sedikitnya ada sekitar 2.000 pengrajin kecil maupun besar yang mengantungkan hidupnya pada usaha kerajinan batik dan sarung tenun. Kini, sebagian dari mereka sudah menghentikan usahanya sambil menunggu turunnya harga dolar. ( Batik Cirebon )

Saturday, March 14, 2015

Batik Cirebon - Rupiah Anjlok, Industri Batik Di Pekalongan Terpuruk

Batik Cirebon - Industri batik Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kian terpuruk terkait merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Pekalongan Failasuf.

"Biaya produksi batik yang kian tinggi akibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak negatif terhadap perajin batik karena mereka masih mendatang bahan baku dari luar negeri," katanya di Pekalongan, Kamis.

Ia mengatakan sudah dua bulan terakhir ini nilai rupiah terus melemah hingga pada titik sekitar Rp13 ribu per dolar Amerika Serikat.

Batik Cirebon - Kondisi seperti itu, kata dia, mengakibatkan para produsen batik resah karena biaya produksi secara otomatis naik menyusul menurunnya rupiah terhadap mata uang dollar AS.

"Sudah dua bulan dollar AS terus naik, puncaknya sekarang hingga mencapai Rp13.250. Yang jelas, dampaknya pada biaya produksi batik," katanya.

Menurut dia, sejumlah bahan baku batik impor yang dibeli para produsen batik, antara sutera, katun hingga obat pewarna.

"Bahan baku tersebut masih diimpor dari luar negeri yang transaksinya menggunakan dollar sehingga biaya produksi naik dan sepatutnya harga jual juga ikut naik. Akan tetapi, daya beli masyarakat masih utuh sehingga berimbas omzet penjualan batik turun," katanya.

Ia menambahkan keterpurukan perajin batik juga dihadapkan pada kondisi turun hujan yang masih sering mengguyur wilayah Pekalongan sehingga aktivitas pewarnaan batik akan terganggu.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Pekalongan, Agus Dwi Nugroho mengatakan dalam sabulan terakhir ini ada tren kenaikan bahan baku batik paskamerosotnya nilai rupiah terhadap dollar AS.

"Margin produsen batik makin tertekan. Akan tetapi produksi mahal, belum tentu diikuti dengan harga jual jika melihat daya beli konsumen di pasar," katanya.( Batik Cirebon )

Friday, March 13, 2015

Ini Salah Satu Motif Khas Cianjur yaitu Motif Gunung Padang

batik cirebon
Ini Salah Satu Motif Khas Cianjur yaitu Motif Gunung Padang
Batik Cirebon - Kabupaten Cianjur untuk pertama kalinya menjadi daerah di Jawa Barat (Jabar) yang meraih penghargaan dari Pusat Penghargaan Indonesia (PPI) untuk kategori The Best Trading of The Year karena penjualan batik khas Cianjuran. Hal itu dikatakan Ketua Bale Niaga Cianjur, Harry M Sastrakusumah, ketika ditemui di kantor Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Cianjur, Kamis (12/3).

"Ini bisa jadi sebuah hal yang cukup membanggakan bagi masyarakat Cianjur karena kita merupakan satu dari empat kabupaten di Jawa Barat yang mendapatkan sebuah penghargaan prestisius tingkat nasional," ujar Harry ketika berbincang dengan Tribun.

Harry mengatakan, penghargaan itu diterima Kabupaten Cianjur yang diwakili Bale Niaga melalui ajang Indonesia Bussines Award Winner 2015 di Hotel Savoy Homann, Bandung, Jumat 6 Maret 2015. Menurutnya, ada 19 kota/kabupaten di Indonesia yang mendapatkan penghargaan dari PPI dengan berbagai kategori.

"Kami sendiri sebenarnya tidak menyangka karena bisa dinyatakan sebagai salah satu pemenang dalam katergori tersebut. Apalagi Batik Cianjuran sendiri itu sebenarnya masih seumur jagung," ujar Harry.

Batik Cirebon - Menurut Harry, faktor utama Kabupaten Cianjur mendapatkan penghargaan itu dipicu tingginya upaya pelestarian Batik Cianjuran. Meski batik khas Cianjur itu baru seumur jagung, batik karya warga Kabupaten Cianjur ternyata mendapatkan perhatian dan pengakuan yang cukup tinggi di tingkat nasional.

"Selain itu kesadaran masyarakatnya dalam menggunakan batik juga sudah tinggi meski belum 100 persen. Hal itu bisa dilihat dari seragam batik di tingkat SD sampai dewasa. Desainnya sendiri merupakan hasil karya siswa. Terakhir murid PAUD dan TK yang membuat desain batik untuk seragam mereka sendiri," ujar Harry.

Dengan adanya penghargaan itu, ujar Harry, warga Kabupaten Cianjur harus lebih termotivasi untuk terus melestarikan batik khas Cianjuran. Bukan hanya di Kabupaten Cianjur saja, melainkan hingga ke tingkat nasional. Penghargaan itu pun sebagai bukti jika Batik Cianjuran memiliki potensi yang cukup tinggi dan tidak kalah dengan kota penghasil batik lainnya, yakni Yogyakarta, Solo, Pekalongan dan Cirebon.

"Kami pada akan melakukan pelatiahan membatik di 32 kecamatan yang dimulai 26 Maret 2015 nanti. Pelaksanaannya satu minggu untuk satu kecamatan. Masing-masing kecamatan pelatihannya tiga hari," ujar Harry.( Batik Cirebon )

Thursday, March 12, 2015

Batik Cirebon - Kreasikan Batik Tulis ke Dalam Sepatu dan Tas

batik cirebon
Hasil Kreasi Batik Yang Di Terapkan Di Sepatu dan Tas
Batik Cirebon - Tepat pada 9 Maret 2015, Willy Filosofia memperkenalkan Sofia Collection dengan produk tas dan sepatu batik sebagai produk unggulannya. 

Terbuat dari bahan kulit domba dengan kreasi batik tulis, Sofia Collection menyematkan kesan eksklusif dan limited edition pada setiap produk tas dan sepatu, dengan harga rata-rata dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Keunikan batik Nusantara memang selalu mampu membius siapa pun yang melihatnya. Corak dan warnanya yang khas dan mencirikan masing-masing daerah. Membuat batik Nusantara khususnya batik tulis selalu menjadi incaran setiap orang untuk mengeksplornya.

Batik Cirebon - Sofia merasa miris melihat batik-batik yang saat ini beredar bukanlah benar-benar batik asli Indonesia. Oleh karena itulah wanita yang gemar menari belly ini, memilih batik tulis untuk setiap karyanya karena eksklusif dan limited edition.

“Batik asli itu adalah batik yang dilukis, diwarnai dengan para pengrajin dan desainer batik Indonesia, yang jadi salah batiknya digunakan untuk batik printing,” kata Willy Filosofia, owner Sofia Collection.

Dengan mengangkat tema pesona warna batik Nusantara, wanita berusia 39 tahun tersebut memperkenalkan delapan koleksi sepatu dengan model boots, wedges, higheels dan 11 tas batik yang diperagakan oleh keempat modelnya.

Terbuat dari kulit domba yang bersifat lentur dan elastis, Sofia Collection memilih batik tulis Cirebon dan batik tulis Papua untuk mayoritas produknya. Seperti tas My Reena yang terbuat dari batik Cirebon dengan motif Mega Mendung, dan tas terbuat dari batik Papua dengan motif burung Cenderawasih.( Batik Cirebon )

Wednesday, March 11, 2015

Batik Cirebon - Kini Cirebon Akan Hadir Pasar Batik

Batik Cirebon
Pasar Batik Trusmi jika dilihat dari arah depan
Batik Cirebon - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon membangun sebuah pasar yang secara khusus menjual hasil kreasi para pembatik setempat. Pasar Batik Trusmi namanya. Pasar yang terletak di Desa Weru Lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon ini dibuka pada 2 April.

“Semuanya sudah siap, nanti akan kita launching 2 April,” ujar Kepala Pasar Batik Trusmi, Ismaya, kepada Metrotvnews.com, Selasa (10/3/2015).

Pasar Batik Trusmi memiliki sebanyak 112 kios. Semuanya, kata Ismaya, sudah siap ditempati dan masing-masing kunci sudah diserahkan kepada pemiliknya.

“Kemarin kami bersama Asosiasi Pengrajin Batik Trusmi telah mengundi kios-kios tersebut kepada para pengrajin batik. Setiap orang mengambil kartu yang disediakan kemudian mengacu pada nomor yang tertera langsung diberikan kunci yang sesuai,” katanya.

Batik Cirebon - Salah satu pemilik kios, Kursa, menilai harga sewa Pasar Batik Trusmi relatif murah. Pria 58 tahun itu mendapatkan kios di bagian tengah dan cukup membayar uang sewa sebesar Rp450 ribu per tahun.

“Ukuran lebar kios 3x4 meter dan nanti setiap harinya hanya membayar uang kebersihan dan keamanan, kalau yang di bagian depan itu sewanya Rp750 ribu dalam setahun,” ujar Kursa.

Sebelumnya, pemasaran batik Mega Mendung andalan Cirebon hanya terpusat di Desa Trusmi, Kecamatan Plered dengan bentuk butik sekaligus tempat produksi. Adanya pasar batik secara khusus, Pemkab Cirebon berharap masyarakat dapat berbelanja ataupun sekadar melihat-lihat dengan jarak yang tidak begitu jauh antara satu toko dengan toko lainnya.(Batik Cirebon)

Tuesday, March 10, 2015

Batik Cirebon - Presiden Jokowi dan Batik Tulis Samin

Batik Cirebon - Ada yang menarik saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke perkampungan warga Samin yang ada di Dusun Karangpace Desa Klopoduwur, Blora Sabtu (7/3) terkecuali bersilaturahmi dengan warga juga hampir memborong batik catat yang di produksi oleh orang-orang di dusun itu.

"Saya saksikan di kembangkan batik sedulur sikep, batik Samin, tadi ditangani telah bagus sekali, kelak saya borong. Saya tentukan yang warnanya pas dengan saya serta Bu Jokowi, " kata Presiden waktu berdialog dengan warga yang sudah berkumpul di Pendopo Dusun Karangpace.

Batik Cirebon - Presiden Joko Widodo memanglah di kenal suka kenakan baju batik lengan panjang dalam beragam peluang, terkecuali baju warna putih sebagai ciri khasnya.

Batik corak sedulur sikep yang dibeli Presiden serta Ibu negara diantaranya berwarna biru dengan gambar bangunan khas orang-orang Samin, adapula batik berwarna hijau serta cokelat dan ungu tua dengan motif dedaunan.

"Ini seluruhnya dibeli Pak Presiden, " kata seseorang pengrajin batik pada wartawan yang ajukan pertanyaan tentang batik yang dipamerkan tidak jauh dari pendopo pertemuan.

Batik Cirebon - Salah satu tokoh orang-orang dusun Karangpace yang menyongsong kehadiran Presiden menyampaikan, kunjungan kesempatan ini adalah kunjungan Presiden RI yang ke-2 kalinya sesudah berpuluh th. waktu lalu Presiden Soekarno lakukan hal yang sama.

Warga mengharapkan kunjungan Presiden serta Ibu Negara Iriana dapat lihat segera lokasi dusun di seputar serta menolong perbaikan beberapa fasilitas infrastruktur.

Presiden dalam pertemuan yang berjalan seputar 45 menit itu mengemukakan perkataan terima kasih atas peran orang-orang Samin yang melestarikan budaya serta pelihara kelestarian alam.

"Saya hargai apa yang telah dikerjakan sedulur sikep di Kampung Karangpace, ingin melindungi budaya kebiasaan serta melindungi segalanya yang terkait dengan budaya mulia dari turun temurun dipertahankan. Ini jadi ciri-ciri kita, " kata Presiden. ( Batik Cirebon )

Monday, March 9, 2015

Batik Cirebon - Tren Kain Batik Dipadu Ornamen Batu Swaroski

Batik Cirebon - Rancangan gaun dengan gabungan hiasan ornament batu swaroski karya Dyan Nugrah, fashion designer sekalian make-up artist mengemukakan dalam berbusana muslim dapat memakai kebaya memiliki konsep pesta serta tidak meninggalkan kesan moderen seperti yang pernah diperkenalkan dalam arena " Sparkling Party Musim Kebaya " di Mall Ciputra World Surabaya.

Dyan mengungkap kombinasi ornament swaroski, payet jepang bordir, tulle prancis, memberi kesan menawan serta eksklusif pada balutan kain terbuat berbahan saten lujes.

Batik Cirebon - “Ada 8 type kebaya yang di desain ready to ware (baju siap gunakan), sebutnya. Nuansa simpel nan menawan dan gabungan polos memberi kesan krenda serta lebih enteng untuk penggunanya, ” katanya, Rabu (4/3).

Diluar itu, lanjut dia baju ini dapat dapat dikenakan pada acara-acara gala dinner (pesta makan malam). Pembuatannya sendiri diperlukan finishing 4 hari penyelesaiannya. Kesan pewarnaan pada edisi swaroski, terdiri sebagian corak menguasai seperti biru, merah, ijo toska, ungu, coklat, putih serta hijau.

"Juga sebagai fashion designer yang juga mengatasi make-up artis. Sedang dari segi make-up sebagai ciri khas yaitu senantiasa mengoreksi bentuk mata yang kurang ideal. Berarti tanpa ada mesti tutup mata, dapat tampak anggun serta terlihat menakjubkan, " tegasnya.

Menurut dia, trend make-up 2015 menonjolkan warna bibir yang lebih berani, seperti shoking pink, merah darah, ungu serta fusya (condong ke warna pink) agar tampak alami.

Koleksi karya yang telah dimulai mulai sejak 10 th. pada motif kebaya. " Bikin saya tertantang dengan sekalian menerjuni bagian make-up tata rias muka sepanjang 4 th., terkecuali dari pada hoby menggambar lebih dahulu, " paparnya.

Batik Cirebon - Inspirasi dan kreatifitas baru dengan tak meninggalkan ciri khasnya, lanjut dia, yaitu gabungan hiasan swaroski dan pernak-pernik rambut sampai pakaian adalah rencana menggabungkan manca serta lokal seperti batik dengan tulle prancis. Serta terus jadi gaun elegan terkesan menawan eksklusif.

"Makin memperkuat jati diri bangsa, mesti ditandai dengan timbulnya inspirasi kreatif. Beberapa hal untuk dapatkan ide baru salah satunya lewat film, traveling, kebiasaan budaya dan mengambil corak serta motif gaun tersebut. Seluruhnya saya lakukan sendiri mulai pemotongan, bikin pola serta menjahit optimal 3 hari usai, " akunya. Dyan menyatakan, unsur manca serta muatan lokal yang tertuang pada baju kebaya menguatkan corak serta ciri-ciri ciri khas sendiri yaitu kain batik dengan tulle prancis.

"Pada prinsipnya, pembuatan sanggul serta langkah pelaksanaannya lebih cepat. Karena sepanjang masih tetap dapat dipelajari tak ada kata tak dapat serta tidak mudah menyerah, dengan dibekali tekad serta semangat bersungguh-sungguh mau maju serta berkembang ikuti ketekunan trend mode, " ujarnya. ( Batik Cirebon )

Sunday, March 8, 2015

Batik Cirebon - Batik Dengan Pewarna Alam Banyak Diminati

Batik Cirebon - Batik dengan pewarna alam banyak diminati oleh pasar asing lantaran lebih aman untuk kesehatan, kata Manajer Perdagangan, Kursus, serta Pusat Info Kamar Dagang serta Industri (Kadin) Jateng Gendut Marjoko.

"Sampai kini batik dengan pewarna alam satu diantaranya indigo memanglah banyak diminati oleh konsumen asing, salah satunya dari Singapura serta Malaysia, " tuturnya di Semarang, Selasa.

Menurutnya, beberapa konsumen dari pasar asing mengakui memprioritaskan keramahan lingkungan untuk seluruhnya product yang digunakannya, satu diantaranya batik.

Batik Cirebon - Oleh karenanya, pihaknya mensupport program Pemerintah Propinsi Jateng lewat Dinas Perindustrian serta Perdagangan (Diperindag) untuk lebih memaksimalkan bahan baku lokal, satu diantaranya pewarna batik dari pada mesti mengimpornya.

"Memanglah sampai kini ada banyak pengrajin batik yang mengimpor bahan baku untuk pewarna, namun yang telah memakai bahan baku lokal juga makin banyak, " tuturnya.

Ia menyampaikan untuk memberi sosialisasi pada beberapa perajin lokal, selama ini Kadin belum di ajak koordinasi oleh Disperindag untuk lakukan sosialisasi itu.

"Walau belum ada koordinasi dari Disperindag tetapi kami sangatlah mensupport langkah pemerintah itu, terkecuali lebih aman, usaha ini dapat untuk kurangi ketergantungan industri kita pada impor bahan baku, " tuturnya.

Batik Cirebon - Kepala Disperindag Jateng Prijo Anggoro menyampaikan pada th. ini Jateng masih tetap mengunggulkan ekspor product batik.

Untuk tingkatkan nilai ekspor, pihaknya mengimbau pada beberapa perajin batik untuk lebih memaksimalkan bahan baku lokal hingga impor bahan baku untuk batik dapat lebih diminimalisir.
"Dengan semakin banyak memakai sumber daya alam lokal jadi dapat menghimpit nilai impor Jateng keseluruhannya, " tuturnya.

Pihaknya juga mengharapkan beberapa perajin lebih memerhatikan kelestarian lingkungan, satu diantaranya dengan memakai bahan baku yang ramah lingkungan, seperti umpamanya pewarna batik dari alam. ( Batik Cirebon  )

Saturday, March 7, 2015

Batik Cirebon - Kadin Pasarkan Batik Ke Singapura

Batik Cirebon - Kamar dagang serta industri (Kadin) Jawa Tengah coba pasarkan batik ke Singapura, kata Manajer Perdagangan, Kursus, serta Pusat Info Kadin Jateng, Gendut Marjoko.

"Sampai kini kami banyak mengekspor batik ke Malaysia, untuk th. ini kami bakal coba pasar di Singapura, " tuturnya di Semarang, Jumat (6/3).

Walau sekian pihaknya terus berusaha tingkatkan jumlah ekspor batik ke Malaysia. Untuk menguatkan pemasaran di dua negara itu, Kadin Jateng lakukan kerja sama juga dengan Kadin Melayu Singapura serta Kadin Malaysia untuk penjualan lewat e-commerce atau umum dimaksud penjualan on-line.

Batik Cirebon - Menurutnya, penandatanganan kerja sama itu gagasannya bakal dikerjakan pada bln. April yang akan datang. Diinginkan, lewat kerja sama itu makin memperluas pasar ekspor batik dari Jawa Tengah.

"Kami berasumsi Singapura punya potensi jadi pasar yang besar untuk product batik kita mengingat banyak dari warga negara itu adalah orang Melayu, jadi seleranya nyaris sama, " tuturnya.

Batik Cirebon - Pihaknya mengharapkan supaya beberapa pengrajin batik di Jateng dapat tingkatkan produksi lantaran ke depan mereka mesti penuhi product ke semakin banyak pasar.

"Diinginkan beberapa pengrajin yang masih juga dalam taraf kecil dapat selekasnya lakukan ekspor sendiri hingga keuntungannya semakin besar, bila saat ini kan untuk pengrajin kecil masih tetap kami ikutkan pada pengrajin besar yang kebetulan lakukan ekspor, " tuturnya.

Disamping itu, terkecuali batik pasar asing juga meminati kain Troso dari Jepara. Bahkan juga, banyak keinginan datang dari Australia.

"Sesudah menjajal Singapura, ke depan kami akan coba pasar Australia. Pada intinya kami cuma membukakan peluang untuk pelaku usaha kecil terutama batik serta kain kerajinan tangan yang lain dari Jateng, untuk setelah itu kerja sama itu dikerjakan sendiri oleh pelaku usaha dengan pasar, " tuturnya. ( Batik Cirebon )

Thursday, March 5, 2015

Batik Cirebon - Napi Lapas Dilatih Membuat Tong Sampah Batik

batik cirebon
Hasil Tong Sampah Yang Di Cat Motif Batik Oleh Para Napi Lapas Pekalongan
Batik Cirebon - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan, mulai Sabtu (28/2) punya kegiatan baru. Mereka dilatih membuat tong sampah batik, sebagai bagian dari program ‘Kelas Inspirasi’ untuk warga binaan Lapas Kelas IIA Pekalongan.

Tong sampah yang terbuat dari plastik yang semula masih polos, selanjutnya dicat dan dilukis motif batik oleh para warga binaan. Selanjutnya, tong sampah batik kreasi para napi itu akan dijual kepada petugas Lapas setempat maupun masyarakat. Hingga Senin (2/3) siang, sedikitnya sudah ada delapan tong sampah batik yang dihasilkan, dan siap dijual kepada masyarakat.

Kalapas Pekalongan, Suprapto, melalui stafnya yang juga menjadi Ketua Kelas Inspirasi, Anang Saifulloh, menjelaskan, produksi tong sampah batik oleh warga binaan itu merupakan salah satu program unggulan tahun ini. Kegiatan produksi tong sampah batik itu, kata dia, diikuti oleh 24 orang warga binaan yang telah menjadi anggota Kelas Inspirasi.

“Kelas Inspirasi tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak Mei 2014. Sasarannya adalah untuk mengembangkan kreatifitas warga binaan pemasyarakatan dalam beberapa bidang, seperti bidang penulisan, desain grafis, dan membatik,” ujarnya.

Batik Cirebon - Hingga kemudian, berdasar diskusi antara petugas Lapas Pekalongan bersama warga binaannya, muncul keinginan untuk mengembangkan kreatifitas, yakni membuat tong sampah batik.

“Rencana tersebut sudah lama. Lalu pada Oktober tahun lalu ada pelatihan. Kemudian mulai Sabtu kemarin kita mulai produksi tong sampah batik. Alhamdulillah, sekarang sudah ada delapan tong sampah batik yang sudah jadi,” katanya.

Dari produksi pertama itu, nantinya akan dilihat apakah animo masyarakat cukup besar terhadap kreasi para napi itu. Jika animonya besar, maka akan terus dikembangkan, dengan jumlah produksi yang akan terus bertambah.

Batik Cirebon - Anang menuturkan, para warga binaan yang terlibat pembuatan tong sampah batik itu, mendapat pelatihan dari petugas Lapas maupun rekan sesama warga binaan. “Kebetulan ada warga binaan kita yang sudah mahir membatik. Mereka akhirnya menjadi tutor sebaya bagi teman-temannya,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dana untuk membeli bahan dasar berupa tong sampah, cat, kuas, dan sebagainya, bersumber dari pemerintah melalui Dirjen Pemasyarakatan. “Kegiatan seperti ini dibiayai negara,” ujarnya.

Sebelumnya, imbuh dia, pihak Lapas Kelas IIA Pekalongan mengajukan proposal kegiatan kepada pemerintah, dan mendapat respon baik. Respon positif dari pemerintah itu muncul lantaran pada tahun lalu, kegiatan Kelas Inspirasi di Lapas Kelas IIA Pekalongan dinilai cukup efektif untuk memunculkan kreatifitas para warga binaan dalam bidang penulisan, desain grafis, maupun membatik.

Lebih lanjut, Anang menambahkan, warga binaan yang ikut Kelas Inspirasi pembuatan tong sampah batik itu tak hanya dilatih produksi saja. Tetapi juga dilatih entrepeneur supaya memiliki kemampuan manajemen yang baik. “Hasil penjualan dari tong sampah batik ini nantinya akan dikelola lagi secara bersama-sama. Jadi di sini ada semacam pelatihan entrepeneur dan manajemen. Kita juga sudah membuat tim kecil dengan tugas masing-masing. Ada tim marketing, desain, pengecatan, dan lainnya,” imbuh dia.( Batik Cirebon )