Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Saturday, December 13, 2014

Batik Cirebon - Desainer Kawinkan Teknik TieDye dengan Pewarnaan Batik

Batik Cirebon
Ilustrasi : Motif Batik Cirebon Megamendung
Batik Cirebon - Helen Dewi Kirana, desainer mode yang dikenal melalui merek B(i) batik ini, mencoba berinovasi dengan mengawinkan teknik (pengikatan) tie-dye asal Jepang, yang disebut shibori, dengan teknik pewarnaan pada kain batik.
Shibori sendiri sebenarnya mengkombinasikan berbagai teknik sederhana seperti melipat, mengikat, memelintir dan menjahit kain yang akan digunakan untuk mendapatkan corak yang cantik.
Rangkaian koleksi yang mengawinkan dua teknik dari dua negara ini merupakan koleksi dari label fashion terbaru Helen yang bernama NES by Helen Dewi Kirana | hdk, yang terdiri dari stola dan scarf.
"Jadi, saya menggunakan teknik pengikatan shibori, namun teknik pewarnaannya menggunakan teknik yang biasa diaplikasikan pada kain batik. Yakni, untuk mendapat satu warna tertentu harus melalui beberapa layer warna. Hasil warnanya jadi lebih eksotis. Bahkan saya menggunakan obat untuk batik yang saya beli di Pekalongan," papar Helen pada jumpa pers Peluncuran koleksi NES by Helen Dewi Kirana | hdk di Jakarta, Rabu (10/12).
Batik Cirebon - Teknik Shibori diaplikasikan ke kain dengan mempertimbangkan tidak hanya desain corak yang ingin ditampilkan, namun juga jenis kain yang digunakan agar hasilnya maksimal. Saat ini Helen mengaku masih menggunakan katun impor dari Italia, Jepang dan Korea, karena memang katun tersebut dinilainya paling pas untuk mengaplikasikan teknik shibori ini.
"Proses shibori ini tidak mudah, karena bila diikat terlalu keras kain akan menjadi rusak, namun kalau terlalu longgar mengikatnya polanya tidak akan sempurna," katanya.
Dengan begitu, dalam waktu 3 hari biasanya Helen hanya menghasilkan 25 stola. Ia mengaku butuh istirahat beberapa hari dulu hingga akhirnya memulai pengerjaan lagi. Hal itu dikarenakan setelah proses shibori biasanya tangannya merasa sakit dan pegal.
"Saya hanya dibantu dua orang di tim saya untuk melakukan proses shibori dan pewarnaan. Oleh karena itu, koleksi NES ini tidak bisa diproduksi massal," tandas Helen.
Batik Cirebon - Namun, walaupun tidak diproduksi massal, Helen tetap bercita-cita ingin mengembangkan koleksi NES dengan menambah pilihan produk.
Saat ini Helen mencoba untuk membuat stola yang multifungsi dengan menampilkan dua motif berbeda dalam satu stola. Sehingga, pengguna bisa memilih salah satu motif yang ingin ditampilkan dengan melipat stola menjadi dua. ( batik Cirebon )

No comments:

Post a Comment