Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Tuesday, December 9, 2014

Batik Cirebon - Omzet Perajin Batik Pekalongan Turun 50%

Batik Cirebon
Perajin Batik di Pekalongan
Batik Cirebon - Omzet penjualan batik produk perajin di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, selama beberapa pekan terakhir turun sekitar 50 persen, karena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Kabupaten Pekalongan, Failasuf, di Pekalongan, Sabtu (6/12), mengatakan, bahwa kondisi perbatikan kini relatif lengang dan sepi pembeli, sehingga omzet penjualan batik turun hingga 50 persen.
"Naiknya harga bahan baku batik dan turunnya daya beli masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi relatif berpengaruh besar terhadap usaha perbatikan," katanya.
Batik Cirebon - Menurut dia, naiknya harga BBM bersubsidi kini juga telah diikuti dengan kenaikan harga bahan baku batik, seperti kain dan obat batik hingga 10 persen.
"Kain sutra semula Rp 100.000 per meter kini naik sekitar Rp 110.000 per meter. Oleh karena itu, kami harus pandai berupaya bagaimana usaha kerajinan batik ini bisa tetap bertahan di tengah menurunnya daya beli masyarakat," katanya.
Beban usaha perajin batik agar bisa tetap bertahan, kata dia, tidak hanya karena dihadapkan persoalan adanya kenaikan harga bahan baku kain, obat batik, dan BBM saja melainkan juga naiknya tarif dasar listrik, pajak, serta upah pekerja.
"Biaya operasional batik kian banyak dan membengkak tetapi daya beli masyarakat menurun. Hal inilah yang harus dihadapi perajin batik bagaimana agar usahanya tetap bertahan," katanya.
Batik Cirebon - Menurut di, untuk mengatasi persoalan yang dihadapi pelaku usaha batik, pemerintah perlu memberikan konpensasi pada dunia perbatikan agar kestabilan usaha mereka tetap terjaga.
Dampak kenaikan bbm memang sangat terasa di berbagai sektor, tak terkecuali dalam sektor pembatikan. Kenaikan bbm juga ikut berdampak pada naiknya harga bahan-bahan baku batik. Selain itu juga di pengaruhi oleh menurunnya daya beli masyarakat. Hal itu di pengaruhi oleh kebutuhan pokok yang juga ikut melonjak. Dengan demikian penurunan omset batik sangatlah wajar. Namun, pengusaha batik harus berusaha mempertahankan keberlangsungan usaha batik demi melestarikan warisan budaya nenek moyang Indonesia.
"Kompensasi itu bisa berupa subsidi bahan baku. Kami berharap pada pemerintah mampu mengatasi persoalan yang sedang dihadapi pelaku usaha batik," katanya. ( batik Cirebon )

No comments:

Post a Comment