Toko Batik Indonesia - Ebatik Grosir Trusmi Cirebon Indonesia

Sunday, March 15, 2015

Batik Cirebon - Pengrajin Batik Pantura Bangkrut

Batik Cirebon - Ratusan pengrajin batik dan kain tenun sarung tradisional di sepanjang Pantura, Tegal dan Pekalongan gulung tikar. Sementara sebagian lainnya terancam bangkrut akibat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terus naik.

Selain kenaikan harga beli bahan baku benang, pembelian bahan baku yang menggunakan kurs USD ini menyebabkan pengrajin tradisional ini tidak mampu bertahan akibat kesulitan membeli bahan baku.

"Kita beli bahan baku benang sebagai bahan dasar kain batik dan sarung pakai dolar, karena bahan bakunya benang rayon impor dari Tiongkok dan Kanada. Produksi jadinya kita jual pakai rupiah. Jelas kami banyak merugi sehingga sebagian besar menutup usahanya,” ucap Jamaludin Alkatiri (55), salah seorang pengusaha sarung tenun asal kota Tegal, Sabtu (14/3/2015).

Batik Cirebon - Hal yang sama juga dikemukakan oleh Umi Azizah (50), pengrajin batik tulis dan batik cap asal Pekalongan. Menurut Umi, harga bahan baku benang impor saat ini juga sudah naik. Dia pun menggangap wajar jika sebagian besar pengrajin batik dan tenun sarung tidak bisa bertahan karena ketidakmampuan membeli bahan baku kain.

Saat ini harga bahan baku benang rayon USD1,8 per kilogram (kg). Sebelumnya hanya USD1,2 per kg. Hal tersebut diperparah dengan nilai dolar yang terus menerus naik. "Akibatnya, harga bahan baku terus menerus naik, sementara harga jual menggunakan rupiah," kata Umi.

Di kawasan Pantura, Tegal hingga Pekalongan, menurut umi sedikitnya ada sekitar 2.000 pengrajin kecil maupun besar yang mengantungkan hidupnya pada usaha kerajinan batik dan sarung tenun. Kini, sebagian dari mereka sudah menghentikan usahanya sambil menunggu turunnya harga dolar. ( Batik Cirebon )

No comments:

Post a Comment